JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Hiroshige Seko.
Pertemuan dilakukan di sela rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang,
Dalam pertemuan tersebut, dibahas penyelesaian General Review Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (GR-IJEPA) dan perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Enggar mengaku telah bertemu tiga kali dengan Seko dalam bulan ini.
“Ini karena Indonesia dan Jepang adalah mitra penting dengan berbagai agenda bersama di bidang perdagangan, termasuk isu bilateral GR-IJEPA dan RCEP," ujar Enggar dalam keterangan tertulis, Jumat (28/6/2019).
Baca juga: Gaji Perawat di Jepang Lebih Tinggi ketimbang Menteri di Indonesia
IJEPA merupakan perjanjian perdagangan bilateral pertama yang dimiliki Indonesia yang berlaku sejak 1 Juli 2008. Berdasarkan amanat pasal 151 Perjanjian IJEPA, Indonesia dan Jepang dapat melakukan tinjauan implementasi dan operasionalisasi perjanjian pada tahun kelima sejak diimplementasikan.
GR-IJEPA merupakan momentum untuk merundingkan kembali perluasan akses pasar kedua negara, serta meningkatkan kerja sama ekonomi.
Dengan adanya G-IJEPA dan RCEP, Indonesia memperoleh keuntungan secara ekonomi melalui pemanfaatan akses pasar barang dan jasa yang lebih terbuka serta masuknya investasi dan kerja sama dalam meningkatkan kemampuan dan kapasitas. “Melihat besarnya potensi tersebut, saat ini kedua pihak berusaha dengan segala upaya untuk mencapai kesepakatan akhir," kata Enggar.
Pada pertemuan ini, kedua negara sepakat agar perundingan multiregional RCEP dapat diselesaikan sebelum akhir tahun 2019. Keduanya menganggap penyelesaian RCEP sangat penting dan akan memberikan dorongan kerja sama dagang di tengah tensi dagang yang dialami dunia akhir-akhir ini.
Jepang merupakan negara tujuan ekspor kedua terbesar bagi Indonesia. Jepang juga menempati urutan ketiga sebagai negara asal impor utama Indonesia.
Menurut Data Badan Pusat Statistik, pada 2018, perdagangan Indonesia-Jepang mencapai 37,40 miliar dollar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 1,50 miliar dollar AS. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Jepang sebesar 19,47 miliar dollar AS.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Jepang adalah batu bara, bijih dan konsentrat tembaga, limbah dan kepingan logam mulia, karet alam, serta kawat berisolasi.
Sementara impor Indonesia dari Jepang tercatat sebesar 17,97 miliar dollar AS berupa suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor, kendaraan bermotor setengah jadi, mesin percetakan, mobil dan kendaraan lainnya, serta gulungan platina besi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.