Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Perang Dagang Lanjut, Ekonomi Dunia Hanya Capai 3,1 Persen

Kompas.com - 29/06/2019, 11:17 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China yang belum selesai akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia.

Pasalnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini terjadi lebih rendah karena risiko-risiko yang sifatnya negatif telah terjadi, yaitu ekskalasi dari ketegangan perdagangan, terutama antara AS dan China. Namun, sebetulnya secara menyeluruh dan munculnya sikap-sikap proteksionisme.

"Disebutkan oleh pertama Christine Lagarde yang menyampaikan dengan adanya risiko perang dagang ini pertumbuhan ekonomi dunia akan turun sebesar 0,5 persen," kata Menkeu di Osaka, Jepang, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI, Sabtu (29/6/2019).

Baca juga: Pertanyaan dan Nasihat Sri Mulyani untuk Mahasiswa UI Saat Uji Skripsi

Menurut Menkeu, dengan kondisi tersebut pertumbuhan ekonomi dunia yang tahun ini sudah 3,5 persen tahun depan diharapkan bisa lebih baik menjadi 3,6. Namun, kenyataannya akan berbeda kalau perang dagang kedua negara tersebut akan terus berjalan. Maka, pertumbuhannya hanya akan mencapai 3,1 persen.

"Jadi, ini risikonya sangat besar," katanya.

Sri Mulyani menilai, AS dan China masih terlihat ada jarak yang cukup signifikan dari para pimpinan, terutama dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pimpinan negara yang lain.

Apalagi, dalam sambutan Trump menyampaikan bahwa mereka mengungkapkan adanya isu perdagangan yang adil dan adanya timbal balik. Pentingnya memungkinkan level playing field dan tidak ada kebijakan yang dianggap tidak fair.

Dalam hal ini, bahkan digunakan kalimat predatory nation yang bisa memanfaatkan perekonomian AS.

"Ini menggambarkan bahwa di dalam konsep Trump bahwa masih ada negara-negara yang dianggap melakukan praktik-praktik yang dianggap merugikan Amerika Serikat," katanya.

Di sisi lain, lanjut Menkeu, Presiden Xi Jinping menganggap bahwa situasi ini disebabkan oleh kebijakan yang memang dibuat oleh suatu negara sehingga keinginan untuk bisa menciptakan win-win solution merupakan fungsi dari keinginan untuk memperbaiki atau menciptakan solusi itu sendiri atau tidak.

Menkeu menilai, semuanya pihak menginginkan adanya reformasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Meskipun dengan penekanan berbeda-beda dan yang paling penting sekarang adalah reformasi WTO mengenai dispute settlement-nya, mekanisme untuk menangani penyelesaian perselisihan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Hari Pertama G20 Leaders - Osaka Jepang. Pertemuan hari pertama para pimpinan negara G20 di Osaka, Presiden Jokowi mendapat ucapan selamat dari berbagai pemimpin dunia atas terpilihnya kembali beliau sebagai Presiden Indonesia. Hari pertama para pemimpin dunia membahas : (1) Global Economy, Trade and Investment - Ekonomi dunia menghadapi resiko perang dagang yang dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,5 persen. Presiden Trump menyatakan perlu menghilangkan praktek perdagangan yang dianggap tidak adil, dan pentingnya reciprocity dalam hubungan perdagangan antar negara. Presiden Xi menjelaskan berbagai reformasi ekonomi dan liberalisasi Invetasi yang dilakukan di RRT dan pentingnya negosiasi dan diskusi dalam membahas perbedaan untuk menjaga kemanan dan momentum pembangunan. Semua pimpinan G20 menyampaikan pentingnya reformasi WTO untuk dapat mengembalikan kepercayaan negara-negara terhadap mekanisme multilateralisme, terutama mengenai penyelesaian persengketaan antar negara dan transparansi kebijakan perdagangan setiap negara. Risiko perang dagang nampak masih terlihat nyata dalam pertemuan hari pertama ini. (2) Digital technology, innovation and Artificial Intelligent - dibahas mengenai perubahan teknologi yang menciptakan disrupsi dan peluang. Jepang mengusulkan Osaka track mengenai pentingnya tata kelola dunia untuk pengaturan arus data yang bebas antar negara namun yang harus bisa dipercaya oleh semua pihak (Data Free Flow with Trust). Disampaikan pentingnya menghindari digital divide - sehingga semua pihak dan kelompok dapat mendapat manfaat yang sama dari teknologi digital, terutama kelompok perempuan dan negara miskin. Presiden Jokowi menyampaikan usulan Indonesia mengenai Inclusive Digital Economy Accelerator Hub (IDEA Hub) yaitu tempat meng-kurasi, mengelola dan berbagi pengalaman model bisnis digital para Unicorn anggota G-20, dengan tiga area model bisnis yaitu: sharing economy; workfoce digitalization; dan financial inclusion. Malam hari, Menteri Keuangan bersama Menteri Kesehatan melakukan pertemuan bersama membahas Universal Health Coverage - dari segi kesehatan juga dari segi keuangan negara. Osaka, 28 Juni 2019

A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati) on Jun 28, 2019 at 3:22am PDT

Selanjutnya menangani berbagai hal bersifat policy multilateral yang menggunakan policy terdistorsi.

"Saya rasa yang paling penting adalah pada masalah itu. Oleh karena itu, untuk investasi dan masalah trade yang dianggap merupakan bagian dari policy ekonomi dari negara-negara di G-20 yang bisa memengaruhi ekonomi global ini menjadi salah satu isu yang sangat penting," kata Sri.

Menkeu menuturkan, belum ada kesepakatan bagaimana caranya sehingga ini yang akan menimbulkan ketidakpastian di dalam hasil G-20 sendiri.

Meskipun demikian, masih diharapkan komunikasi bisa mewadahi perbedaan itu di dalam suatu kesepakatan pernyataan bersama dan juga semua mata sekarang melihat bagaimana pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping.

"Masing-masing tentu masih menggunakan retorika yang jelas. China mengatakan kalau kita ingin mencapai win-win solution, itu pasti bisa dilakukan asal kedua-duanya memiliki niat yang baik untuk mendapatkan solusi tersebut. Sementara Trump  masih menganggap perlu tindakan-tindakan untuk dikoreksi," katanya.

Kedua kepala negara tersebut belum menuntaskan masalahnya terkait parang dagang. Mereka juga menghadiri KTT G-20 di Osaka, Jepang, yang dibuka pada Jumat (28/6/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com