JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) membutuhkan bahan olahan berupa gula mentah dalam jumlah tinggi. Hal ini lantaran adanya persaingan kapasitas produksi dengan perusahaan-perusahaan swasta.
Menurut Direktur Utama PTPN III Holding Dolly Pulungan, daya giling pabrik-pabrik gula milik PTPN III semakin besar setelah menjalani revitalisasi alat-alat produksi dalam beberapa tahun terakhir.
"PTPN III membutuhkan pasokan gula mentah yang tinggi untuk bisa meningkatkan produksi giling tahun ini. Gula mentah atau raw sugar yang diperlukan untuk memenuhi masa giling 2019 mencapai 525.000 ton," kata Dolly dalam keterangannya, Senin (1/7/2019).
Baca juga: Tahun Ini Indonesia Bisa Swasembada Gula, Benarkah?
Dolly mengungkapkan, melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun, tiap pabrik PTPN III yang ada di Jawa dan Sumatra punya kemampuan menghasilkan 15.000 ton gula setiap kali giling. Kemampuan produksi milik PTPN III sudah teruji melalui audit Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Kami telah lolos audit teknologi yang meliputi proses pengolahan, peralatan utama, dan pendukung, utilitas, dan kualitas produk gula putih sesuai dengan ketentuan SNI," ujar Dolly.
Maka dari itu, PTPN III harus memanfaatkan dengan baik daya gilingnya. Dolly mengatakan, biaya produksi akan terserap maksimal jika setiap kali giling, kuantitas bahan baku yang diolah mencapai batas maksimal dari kemampuan pabrik-pabrik PTPN III.
Baca juga: Pengusaha Banyak Gunakan Gula Impor, Ini Alasannya Menurut Asosiasi
PTPN III, imbuh Dolly, akan mengikuti instruksi pemerintah dalam penggunaan gula mentah yang dibutuhkan. Menurut dia, untuk mengisi margin yang mencapai 525.000 ton, baik gula lokal maupun impor bukan masalah.
Menurut Dolly, selama ini untuk memenuhi kebutuhan gula mentah, PTPN III membeli tebu dari dari para petani. Pembelian ini sendiri dilakukan setelah PTPN III melakukan pendampingan kepada para petani, mulai dari pembibitan, transportasi, hingga panen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.