Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Kejayaan ITC Mangga Dua Surut | LinkAja Akhirnya Resmi Meluncur

Kompas.com - 02/07/2019, 05:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Kejayaan ITC Mangga Dua Mulai Surut, Pembeli Pun Bisa Berlari-lari...

ITC Mangga Dua dikenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan pakaian di Jakarta. Lokasi ini pernah menjadi salah satu pasar tersibuk dikunjungi pembeli.

Pada masa itu, pengunjung yang datang untuk berjalan kaki saja susah, tak hanya pengunjung yang padat, tapi ruang-ruang yang ada juga betul-betul dimanfaatkan oleh pedagang yang berjualan sehingga hanya tersisa sedikit ruang untuk pendatang berjalan kaki.

Namun, kini pemandangan itu sirna. Seperti terlihat pada Minggu (30/6/2019), hari ketika biasanya masyarakat berbelanja, ITC Mangga Dua tak lagi seramai biasanya. Padahal, setiap tanggal 30 sudah bisa dibilang sebagai tanggal muda bagi orang yang baru gajian.

Meski demikian, tidak bisa dibilang sepi juga karena pembeli di hari itu tetap ada. Aksi tawar-menawar juga kerap terdengar di sepanjang lapak di ITC Mangga Dua.

Bagaimana kondisi mal yang diresmikan Sinarmas Land pada 1989 itu saat ini? Baca selengkapnya di sini

2.  Bisnis Ritel Ketat, ITC Permata Hijau Mulai Lesu

Ketatnya persaingan bisnis retail, membuat beberapa bisnis retail hypermarket ditelan zaman. Grand ITC Permata Hijau salah satunya, pusat perbelanjaan bergaya mediterania yang sempat menjadi titik area komersial pada awal 2000-an, kini mulai lesu.

ITC Permata Hijau, bahkan terlihat masih yang sangat lengang pada Minggu pukul 12:00 WIB.

Di lantai satu, beberapa pekerja toko baju dan aksesoris masih terlihat bersiap membuka gerainya. Bahkan setiap empat toko yang menjajakan barang, terdapat dua sampai empat kios yang kosong berjejer.

Sementara pengunjung banyak mengarah ke area foodcourt di lantai 5 yang diisi oleh KFC, AW, hingga Pizza Hut. Pusat perbelanjaan 5 lantai dan satu area perkantoran di lantai 6 ini, bahkan sepi pengunjung dan kios di lantai 2A dan 3.

Simak selengkapnya di sini

3. Akhirnya Resmi Diluncurkan, LinkAja Bisa Digunakan di Luar Negeri

Setelah sempat tertunda-tunda, LinkAja akhirnya resmi diluncurkan pada Minggu (30/6/2019) di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Acara grand launching platform pembayaran pelat merah itu dihadiri antara lain oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kominfo Rudiantara, hingga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Tadi sudah melihat grand launching dari LinkAja yang turut dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Seperti mottonya LinkAja dari Indonesia untuk Indonesia. LinkAja adalah sistem pembayaran yang dikeluarkan oleh sinergi BUMN dan dimiliki oleh BUMN," kata Rini.

Dia mengatakan, meskipun baru meluncur LinkAja juga sudah dapat digunakan untuk bertransaksi di luar negeri.

Di negara mana saja LinkAja bisa dipakai?  Simak di sini

4. Agar Karier Tak Terancam, Jangan Katakan 6 Hal Ini pada Atasan

Memiliki hubungan yang baik dengan atasan di kantor dapat membuat suasana kerja menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, Anda pun bisa bekerja lebih produktif lantaran tak ada beban seperti permasalahan dengan atasan.

Namun demikian, perlu diingat juga bahwa atasan yang sudah seperti teman tetaplah atasan Anda. Ada garis batasan yang tidak boleh Anda lewati.

"Penting untuk tetap sadar tentang apa yang Anda katakan pada atasan. Keceplosan sedikit saja bisa menghancurkan karier Anda," kata Ryan Kahn, pakar karier dan penulis buku Hired! The Guide for the Recent Grad seperti dikutip dari Business Insider, Senin (1/7/2019).

Apa saja yang kalimat yang sebaiknya tidak Anda katakan kepada atasan? Baca di sini

5. Digugat Mantan Karyawannya Rp 16 Milliar, Ini Riwayat PT Sucofindo

PT Sucofindo (Persero) digugat para mantan karyawannya karena perselisian hak sebesar Rp 16 miliar. Gugatan dilakukan melalui Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Jumat (28/6/2019) lalu.

Bersama tim kuasa hukum Dalimunthe & Tampubolon (DNT) Lawyers, eks karyawan Sucofindo mengajukan gugatan perselisihan hak sebesar Rp 16 milliar.

Lalu, seperti apa riwayat salah satu perusahaan di komando Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) dari masa ke masa? Baca di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com