Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Laporan Keuangan, Luhut Bilang Garuda Tak Boleh Bohong Lagi

Kompas.com - 02/07/2019, 12:59 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi soal laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang diketahui memanipulasi laporan keuangan tahun 2018.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Garuda diketahui telah memanipulasi laporan keuangan dengan mengklaim meraih laba bersih sebesar Rp 11,3 miliar.

Luhut menilai, seharusnya perusahaan tidak melakukan manipulasi lantaran saat ini proses pemerintahan telah berjalan secara lebih transparan.

 "Ya makanya zaman sekarang ini kita udah enggak boleh lagi bohong. Tidak bisa lagi. Mohon maaf ya, kalau dulu mungkin menterinya bisa ditipu-tipu tapi kalau sekarang enggak bisa," ujar Luhut di Jakarta, Selasa (7/1/2019).

Baca juga: BEI Anggap Belum Perlu Suspensi Saham Garuda Indonesia

"Semua sekarang termonitor dengan baik dan membuat pemerintahan sekarang jauh lebih transparan. Pasti ketahuan kalau kita membuat suatu kecurangan dalam proses pengambilan keputusan," lanjut dia.

Dia menilai, Garuda telah memiliki masalah sejak lama, baik terkait tarif tiket pesawat, biaya operasional yang tidak efisien, hingga bahan bakar.

Hal tersebutlah yang seharusnya diselesaikan oleh Garuda, terutama dengan statusnya sebagai perusahaan terbuka.

"Kemarin sudah dirapatkan kemudian kita selesaikan, Seperti yang kita ketahui, kita itu tidak efisien dalam banyak hal. Seperti minyak itu tadi itu berapa banyak semua dimonopoli Pertamina," ujar Luhut.

Baca juga: Garuda Akan Perbaiki Laporan Keuangan dan Bayar Denda

Dia pun meminta untuk BUMN lain agar lebih berhati-hati dan cermat dalam melaporkan kondisi keuangan mereka, terutama bagi BUMN dengan status perusahaan terbuka atau sahamnya sudah terdaftar di BEI.

"Enggak boleh kita membohongi dengan memoles laporan keuangan kita. Itu hukumnya bisa pidana apalagi Garuda merupakan perusahaan terbuka," jelas Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com