Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Lesu Imbas Perang Dagang, Korsel Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 03/07/2019, 16:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

SEOUL, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini. Hal ini sejalan dengan perekonomian Negeri Ginseng tersebut menangkal dampak buruk penurunan siklus teknologi dan perang dagang AS-China.

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (3/7/2019), kementerian keuangan Korsel memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini menjadi 2,4 hingga 2,5 persen. Pemerintah juga memangkas proyeksi inflasi dari 1,6 persen menjadi 0,9 persen.

Penurunan proyeksi tersebut menggarisbawahi kerentanan ekonomi Korsel terhadap faktor eksternal. Isu ini telah berulang kali disoroti oleh Presiden Moon Jae In, sejalan dengan upayanya mereorientasi ekonomi menjadi lebih fokus terhadap permintaan domestik.

Namun demikian, kalangan analis menyatakan bahwa revisi teranyar tersebut masih terlalu penuh pengharapkan.

Baca juga: Indonesia-Korea Aktifkan Kembali Negosiasi Perjanjian CEPA

Selain itu, revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut juga dapat memperkuat spekulasi bahwa bank sentral Bank of Korea akan memangkas suku bunga acuan guna menopang perekonomian. Anggaran tambahan untuk mendongkrak pertumbuhan masih terganjal di legislatif.

"Penurunan ekspor dan investasi makin memburuk karena tendensi ekonomi kita sangat terdampak perekonomian global. Perang dagang AS-China mereda sedikit, namun negosiasinya belum usai, hanya kembali dimulai, sehingga kita masih harus memantau progresnya," jelas Lee Eog Won, direktur jenderal kebijakan ekonomi Kemenkeu Korsel.

Proyeksi terbaru pertumbuhan ekonomi tersebut berdasarkan pada asumsi anggaran tambahan senilai 6,7 triliun won atau setara sekira Rp 81,9 triliun akan disetujui oleh parlemen. Belum ada progres terkait golnya anggaran tambahan itu, sebab fraksi pengusung pemerintah dan oposisi bergulat dengan isu politik.
 
 
Meski ada anggaran tambahan, beberapa ekonom memandang penurunan proyeksi pertumbuhan ini masih tak realistis. Median proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh para ekonom yang disurvei Bloomberg adalah 2,2 persen pada 2019.
 
"(Proyeksi tersebut) masih terlalu optimistis," sebut Stephen Lee, ekonom di Meritz Securities Co.
 
Ekspor Korsel anjlok pada Juni 2019, penurunan selama tujuh bulan berturut-turut. Ekspor semikonduktor yang menjadi andalan negara tersebut juga anjlok sekira 25 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
 
Kemenkeu Korsel menyebut, melambatnya permintaan terhadap produk-produk Korsel menyebabkan korporasi-korporasi memangkas belanja modal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com