Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Startup Mesti Hindari 4 Kesalahan Dasar Ini

Kompas.com - 04/07/2019, 09:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan, startup dan perusahaan modal ventura bermunculan di tanah air. Munculnya para startup ini pun membutuhkan pendiri yang cermat untuk memimpin jalannya startup tersebut.

Mulai dari memimpin bisnis teknologi baru, membangun tim pendiri, model bisnis yang kuat, dan berinvestasi untuk membantunya tumbuh.

Magnus Grimeland, pendiri dan CEO Antler mengatakan, jika bisnis baru dipimpin oleh pendiri yang bersemangat dengan keahlian yang tepat, peluang keberhasilan akan lebih tinggi.

Untuk itu, pendiri startup perlu menjauhi diri dari 4 kesalahan mendasar, yang mampu mengurangi peluang kegagalan sekitar 30 persen jika berhasil menghindari 1 saja.

Adapun kesalahan mendasar itu antara lain:

1. Perhatian Tak Terbagi

“Kebanyakan kesalahan yang dilakukan oleh pendiri pemula ada di sekitar hal-hal dasar yang jika Anda tahu pada awalnya Anda hanya akan menghindari,” kata Grimeland dikutip CNBC, Selasa (4/7/2019).

“Alasan utama mengapa para pemula gagal adalah karena orang tidak cukup berkomitmen. Menjalankan bisnis bukanlah pekerjaan paruh waktu - kami ingin orang-orang berpikir: "Saya akan melakukan apa pun untuk menjadikan ini sukses." ujarnya lagi.

Dia mengatakan, pengusaha hanya bisa membangun bisnis yang hebat jika fokus pada apa yang mereka kerjakan saat ini, yaitu mengembangkan bisnis.

"Siapa pun yang enggan menyisihkan 5 hingga 10 tahun untuk membangun perusahaan, mereka tidak akan berhasil," kata Grimeland.

2. Pekerjakan Orang yang Tepat

Menurut Grimeland, banyak kegagalan awal yang dia saksikan telah dipicu oleh tim kepemimpinan yang tidak kompatibel.

"Mereka tidak memiliki tim yang tepat untuk membangun bisnis. Dan itu bisa jadi karena para pendiri mulai tidak setuju atau karena mereka terlalu mirip," ucap Grimeland.

Para pendiri bisnis perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara memiliki tim dengan visi selaras dengan visi dirinya sendiri.

“Anda perlu melakukan upaya serius untuk memutuskan dengan siapa Anda akan membangun perusahaan Anda,” saran Grimeland.

3. Mampu Pecahkan Masalah

Salah satu kesalahan utama yang dilakukan pengusaha sejak awal adalah mengembangkan sesuatu yang tidak menyelesaikan masalah.

"Sayangnya, ada beberapa tim hebat di luar sana yang hanya mengerjakan model bisnis yang salah," kata Grimeland.

Jadi, saran Grimeland, lakukanlah riset dengan orang-orang yang akan menjadi pelanggan Anda. Pun memastikan para pendiri bisnis harus memantau pasar yang hendak dimasukinya. Hal ini untuk memastikan perusahaannya tidak meluncurkan produk terlalu dini atau terlalu lambat.

"Sesuatu mungkin menjadi masalah bagimu. Tapi jika kamu satu-satunya yang ingin menyelesaikan masalah tersebut, tidak akan ada orang yang menjual idemu," pungkas dia.

4. Jangan Menyerah

Sifat pantang menyerah dan keuletan adalah sifat kepemimpinan yang vital yang meningkatkan peluang keberhasilan perusahaan.

"Hal-hal ini sangat mendasar. Jika Anda memiliki tim yang tepat dan berdedikasi penuh untuk tidak akan menyerah, kemungkinan keberhasilannya cukup tinggi," katanya.

"Anda mungkin masih gagal sekarang dan di kemudian hari, tapi itu tidak masalah. Jika gagal, lakukan lagi sehingga mengetahui apa yang Anda mesti lakukan. Jangan sia-siakan tiga atau empat tahun dengan melakukan kesalahan sejak awal," saran dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com