“Sulit menemukan pejabat yang berani jujur dalam segala hal. Sebelum penentuan jabatan harusnya ada audit posisi. Sayangnya, tak satu pun institusi yang mampu menjawabnya,” ulasnya.
Baca juga: Pemerintah Lindungi Petani dan Konsumen dari Mafia Pangan
Di tangan Amran, pertanian Indonesia kembali menggeliat. Data Kementan menyebutkan inflasi pangan terus mengalami penurunan. Dari angka 10,56 persen pada 2014 menjadi 1,26 persen pada akhir 2018.
Ichsanuddin menyebutkan, Amran masih layak mendapat kesempatan melanjutkan keberhasilannya di kabinet saat ini.
Hanya saja, tantangannya akan semakin besar. Banyak pihak yang tak nyaman dengan kebijakan memihak para petani.
“Saya menyebutkan tantangan pertanian kedepan adalah pertarungan Amran melawan para mafia pangan,” tegasnya.
Stok melimpah, beras Bulog terancam busuk
Sementara itu, Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) menyebut gudang Bulog sudah hampir penuh. Selama ini, Bulog terus memaksimalkan penyerapan beras dari petani.
"Kapasitas gudang kita 2,6 juta ton, sekarang sudah mencapai 2,3 juta ton. Tinggal 300 ribu ton lagi penuh, tidak bisa menyerap lagi. Tinggal nunggu busuk karena tidak disalurkan," kata Buwas saat mengunjungi Sukoharjo, Jumat (21/6/2019).
Oleh karena itu, Bulog menyayangkan masih ada oknum-oknum yang justru mengimpor beras.
Masuknya beras impor dikhawatirkan akan menyebabkan stok beras Bulog semakin sulit disalurkan. Apalagi, Bulog tak lagi dilibatkan dalam penyaluran Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).
Kondisi ini dikhawatirkan membuat Bulog rugi besar. Apalagi Bulog selama ini menyerap hasil panen petani dengan menggunakan hutang dari perbankan dan Bulog dibebani bunga setinggi bunga komersial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.