LONDON, KOMPAS.com - Christine Lagarde, calon Gubernur Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) bukanlah seorang ekonom. Lagarde bisa dibilang tak memiliki pengalaman profesional dalam menyusun kebijakan moneter.
Dia dikenal sebagai komunikator berbakat yang memiliki rasa hormat. Keterampilannya mampu membawa dia menduduki sejumlah jabatan penting hingga dicalonkan menjadi Gubernur ECB, salah satu lembaga paling penting di dunia dan menentang ketidakstabilan di Eropa.
Lagarde yang saat ini masih menjabat jadi Direktur Pelaksana sekaligus Ketua Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga berbeda dari pendahulu-pendahulunya.
Dia kerap dilabeli sebagai perempuan pertama dalam setiap perjalanan karirnya. Di ECB pun, dia menjadi calon pemimpin wanita pertama.
"Dia adalah terobosan besar, tetapi sangat diperlukan," kata Kepala Penasehat Ekonomi Allianz Mohamed El-Erian, dikutip CNN, Sabtu (6/7/2019).
Di tahun 1999-2004, dia adalah wanita pertama yang mendapat pekerjaan teratas di firma hukum Chicago, Baker McKenzie.
Dia juga wanita pertama yang memegang jabatan sebagai menteri keuangan negara G7. Pada 2011, dia menjadi wanita pertama yang memimpin IMF. Di IMF, ia mengorganisir dana talangan untuk Argentina dan Yunani.
Saat menduduki jabatannya yang sekarang, dia dipuji lantaran berhasil memimpin IMF di Washington pasca-krisis keuangan.
Karirnya selalu berada di posisi penting, menjabat Menteri Ekonomi, Keuangan dan Pekerjaan, Menteri Pertanian dan Perikanan, hingga Menteri Perdagangan Perancis. Di pemerintahan Prancis, dia menjabat selama krisis keuangan global.
Jika terpilih, Lagarde kabarnya akan mulai memimpin EBC tanggal 1 November mendatang, sehari setelah Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.