Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral Turki

Kompas.com - 07/07/2019, 07:32 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memecat Murat Cetinkaya sebagai Gubernur bank sentral negara itu melalui dekrit presiden yang diterbitkan dalam keterangan resmi.

Seperti dikutip dari CNBC, Minggu (7/7/2019) posisi Murat digantikan oleh pejabat Deputi Gubernur bank sentral Murat Uysal.

Tidak disebutkan alasan pasti mengapa gubernur bank sentral tersebut dicabut dari jabatannya. Namun pasar telah berspekulasi dalam beberapa pekan terakhir mengenai pemecatan Cetinkaya dari posisi gubernur bank sentral lantaran keengganannya untuk menurunkan suku bunga.

Baca juga: Becermin pada Krisis Nilai Tukar Turki

Bank sentral telah menghadapi tekanan dari Presiden Erdogan untuk menurunkan suku bunga sebagai salah satu langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Adapun dikutip dari Reuters, dua sumber yang berasal dari pemerintahan mengatakan perbedaan antara pemerintah dan gubernur terkait pelaksanaan kebijakan moneter kian dalam dalam beberapa bulan terakhir.

"Perbedaan pendapat antara gubernur dan menteri yang bertanggung jawab atas ekonomi telah kian dalam pada beberapa periode terakhir," ujar salah satu sumber.

"Presiden dan menteri keuangan telah menuntut pengunduran dirinya, tetapi Cetinkaya memperingatkan soal independensi bank dan menolak untuk mengundurkan diri," ujar sumber lain.

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang diterbitkan Sabtu (7/7/2019) bank sentral mengatakan akan terus beroperasi secara independen dan gubernur baru akan foksu menjaga stabilitas harga yang merupakan fokus utama bank sentral saat ini.

Data awal pekan menunjukkan inflasi konsumsi Turki melambat ke level terendah dalam setahun pada Juni, terutama karena efek tingkat inflasi yang cenderung tinggi dari tahun sebelumnya dan penurunan harga makanan. Rendahnya inflasi tersebut membuka potensi untuk penurunan suku bunga pertama di Turki sejak krisis mata uang tahun lalu.

Analis memperkirakan bank sentral dapat melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan 25 Juli jika mata uang lira tidak terdampak sanksi AS yang mengancam bakal diberlakukan jika Turki jadi membeli produk sistem pertahanan rudal dari Rusia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com