Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereguk Laba Franchise Minuman Cokelat Co Choc

Kompas.com - 08/07/2019, 14:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis waralaba alias franchise minuman berbahan dasar cokelat patut dilirik. Sebab, dalam waktu yang relatif singkat, laba bisnis minuman ini cukup segar untuk direguk.

Kemitraan bisnis waralaba gerai minuman segar Co Choc, misalnya, meningkat pesat. Peningkatan itu terjadi lantaran pola bisnis franchise yang diterapkan sederhana, terjangkau, dan keuntungan yang menarik.

“Kenapa bisnis kami begitu cepat berkembang? Karena kami memiliki produk unik, harga kompetitif, dan kemitraan yang sederhana dengan investasi ringan,” ujar Michael Marvy Jonathan, salah satu pemilik grup Mitra Boga Ventura (MBV), pemilik brand Co Choc di sela-sela pameran International Franchise, License, and Business Concept Expo and Conference (IFRA), akhir pekan lalu.

Baca juga: Kisah Karyani, Go Internasional Berbekal Produk Minuman Herbal

Marvy menjelaskan, Co Choc berasal dari Bandung dan didirikan pada 28 maret 2018. Saat ini Co Choc sudah memiliki 22 outlet yang beroperasi di Bandung, Cimahi, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Medan, Padang, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta.

Dalam tiga bulan ke depan, ada 30 outlet Co Choc terbaru yang akan dibuka di Bandung (7 outlet), Jabodetabek (12 outlet), Medan (4 outlet), Yogyakarta (1 outlet), Surabaya (3 outlet), dan Padang sebanyak tiga 3 outlet.

Booth MBV, pemilik brand waralaba Co Choc di IFRA, Jakarta.Dok. MBV Booth MBV, pemilik brand waralaba Co Choc di IFRA, Jakarta.

Ia menjelaskan, produk unggulan Co Choc adalah variasi minuman cokelat dengan bahan dasar ganache (teknik memasak cokelat dari Prancis).

“Co Choc adalah brand asli Indonesia yang merupakan pelopor minuman chocolate ganache,” sebut Marvy.

Menurut dia, ada perbedaan yang kental antara minuman cokelat di pasaran dengan minuman Co Choc. Minuman cokelat di pasaran dibuat secara sederhana, yakni bubuk cokelat dicampur cairan. Sedangkan Co Choc menyajikan minuman cokelat dengan teknik ganache yakni cokelat diolah menjadi pasta.

Pasta cokelat ini dicampur susu dan dihidangkan dalam kondisi dingin atau panas. Marvy menjelaskan, bahan baku cokelat itu berasal dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

Baca juga: Ingin Memiliki Usaha Minuman Beromzet Puluhan Juta? Simak Tips Berikut

“Kami bekerja sama dengan petani cokelat dari berbagai daerah di Indonesia untuk mendapatkan biji kakao terbaik untuk menciptakan racikan minuman cokelat yang menggugah selera,” tutur Marvy.

Ditambahkan, keunggulannya, produk minuman yang unik itu dijual dengan harga kompetitif yakni harga termurah Rp 15.000 hingga termahal Rp 19.000.

Gerai Co Choc menghadirkan 10 varian yakni signature dark chocolate, classic chocolate, choco strawberry, choco army, matcha, red velvet, West Java, Sumatera, thai tea, dan thai tea chocolate. Saat ini, varian paling digandrungi pembeli yakni signature dark chocolate yang dijual dengan harga Rp 15.000 per gelas.

Menurit Marvy, animo mitra untuk membuka waralaba gerai Co Choc sangat tinggi karena kemitraan yang sederhana dan terjangkau. Cukup dengan investasi awal Rp 95 juta, mitra bisa langsung membuka usaha dengan estimasi net profit Rp 13,5 juta per bulan.

Dengan proyeksi penjualan rata-rata 100 gelar per hari dengan harga Rp 18.000 per gelas berarti pendapatan sebesar Rp 1,8 juta per hari atau sekitar Rp 54 juta per bulan. Estimasi net profit sebesar 25 persen setelah pemotongan biaya royalti 5 persen, mitra memperoleh Rp 13,5 juta.

Untuk investasi awal, para mitra cukup membayar fee kemitraan sebesar Rp 50 juta untuk tiga tahun, lalu pembelian peralatan dan bahan baku awal Rp 15 juta, dan pembuatan booth sebesar Rp 30 juta, sehingga total Rp 95 juta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com