Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

4 Langkah Strategis Kementan Hadapi Musim Kemarau

Kompas.com - 09/07/2019, 09:12 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Karyasa mengatakan puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus - September dan berlanjut sampai bulan Oktober.

Sementara itu musim hujan diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan November 2019.

"Jadi ada pergeseran musim hujan 1-2 bulan yang biasanya terjadi pada bulan Oktober," paparnya.

Pengadaan pompa

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya melakukan optimalisasi pompanisasi di sejumlah wilayah terdampak. 

"Sudah kami instruksikan kepada petani dan kelompok tani untuk mengoptimalisasi pompa yang kami beri. Kami instruksikan mereka memompa air dari sungai terdekat,” kata Sarwo Edhy.

Sedangkan untuk lahan kering yang berlokasi jauh dari sungai, lanjutnya, petani dapat memanfaatkan sumber air permukaan.

Asal tahu saja, berdasarkan data Kementan per Juli 2019 terdapat seluas 112.526 hektar (ha) yang terkena puso di seluruh provinsi.

"Data per Juli yang terkena seluas 112.526 ha. Ini lebih kecil dibanding periode yang sama pada 2018 seluas 117.616 ha," sebut Sarwo Edhy.

Untuk mengantisipasi dampak kekeringan terhadap stabilisasi pasokan dan harga pangan, khususnya beras, Kementan juga sudah menurunkan tim pada 1-4 Juli 2019 di beberapa daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Petani Gunung Kidul, Kementan Salurkan Alsintan

Hasil pantauan tim, kondisi pertanaman padi di beberapa lokasi di Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul menunjukkan masih tumbuh dengan baik.

Pasalnya, air irigasi masih tercukupi walaupun ada pengaturan atau pergiliran jadwal pengairan.

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pemantauan terhadap kondisi tinggi muka air (TMA) yang ada di Waduk Sermo, Kabupaten Kulon Progo.

Tercatat, kondisi masih normal dengan elevasi TMA pemantauan setinggi 131,49 meter dan elevasi TMA rencana setinggi 121,68 meter (per tanggal 1 Juli 2019).

Secara umum, fase pertanaman padi (standing crop) di beberapa kecamatan di Kabupaten Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul sangat bervariasi, yakni vegetatif-1 umur tanaman 16-30 hari setelah tanam (HST) sampai dengan generatif-1 atau mau panen.

"Kondisi pertanaman padi yang bervariasi ini menggambarkan bahwa panen padi 1-2 bulan ke depan di Provinsi Yogyakarta masih aman sehingga pasokan beras masih cukup," jelas Karyasa.

Ilustrasi berasKOMPAS.com Ilustrasi beras

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com