Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Pesawat LCC Turun, Industri Pariwisata Optimistis akan Menggeliat

Kompas.com - 10/07/2019, 05:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) disambut baik pelaku bisnis Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE) dan Pariwisata.

Penurunan tarif tersebut akan berlaku pada Kamis (11/9/2019).

Head of Property Management Intikeramik Alamasri I Gede Wahyu mengatakan, dalam enam bulan terakhir, tingginya harga tiket pesawat memukul industri MICE serta pariwisata di Indonesia.

"Beban biaya perjalanan porsinya tinggi sehingga mempengaruhi pilihan sarana lainnya, sehingga pilihan akomodasi, makanan, dan materi porsi spending-nya dikurangi untuk mengurangi biaya keseluruhan," ujar Wahyu dalam keterangan tertulis, Selasa (9/7/2019).

Wahyu mengatakan, banyak tempat wisata baru yang lokasinya jauh dari kota besar mengalami penurunan pengunjung secara drastis.

Ironisnya, harga tiket ke luar negeri malah lebih murah. Hal ini membuat traveler lebih memilih plesir ke luar negeri daripada menjelajah nusantara.

Dengan turunnya harga tiket pesawat domestik ini, Wahyu berharap industri perhotelan yang baru digeluti produsen keramik “Essenza” ini dapat ikut tumbuh. "Dengan turunnya tarif pesawat akan sangat membantu pertumbuhan industri MICE dan pariwisata," kata Wahyu.

“Porsi biaya tiket pesawat yang turun dapat beralih ke pilihan akomodasi yang lebih baik," lanjut dia.

Diberitakan sebelumnya, Rapat Koordinasi Kemenko Perekonomian memutuskan untuk memberikan diskon 50 persen tiket pesawat LCC dari tarif batas atas. Diskon ini diberikan untuk 30 persen alokasi kursi dari total kapasitas pesawat.

Sementara itu, Kementerian Pariwisata menargetkan adanya kontribusi pariwisata pada produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 8 persen di tahun 2019 ini. Pemerintah juga menargetkan kenaikan devisa negara sebesar Rp 120 triliun dari tahun 2014 menjadi Rp 240 triliun di tahun 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com