“Selama ini kami sudah melakukan pendampingan Upsus (Upaya Khusus) yang diinisiasi para Babinsa. Di sana, mereka juga mengawal pembagian air supaya tidak rebutan dan menjebol titik air,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy di Jakarta mengatakan, dampak kekeringan telah mampu diatasi secara baik dengan mekanisasi pompa.
Sebagai informasi, saat ini pemerintah sudah mendistribusikan ribuan unit alat pompa air yang berdiameter 3 inci, 4 inci, dan 6 inci.
“Beberapa teknologi itu mendukung varietas unggul seperti padi impara yang sangat cocok di lahan rawa. Ini sudah cukup berkembang di beberapa provinsi yang pernah terendam. Kita juga punya padi gogo yang tahan di lahan kering,” kata Sarwo Edhy, sesuai rilis yang Kompas.com terima, Selasa (9/7/2019).
Baca juga: Hadapi Kekeringan di Indramayu, Kementan Siagakan Ratusan Pompa
Sarwo Edhy menjelaskan, dengan berbagai alat yang dimiliki, serta kerja sama yang intens antar instansi, diharapkan mampu menjadikan semua lahan kering menghasilkan tanaman produktif.
“Tentu kami berharap dengan berbagai bantuan ini semua pemanfaatan sumber air yang ada bisa kita atasi dengan mudah,” ujarnya.
Asal tahu saja, penggunaan pompa merupakan salah satu pemanfaatan teknologi yang mampu menumbuhkan luas lahan baru dan mengompensasi lahan busuk menjadi produktif.
Selain itu, panen yang dihasilkan juga lebih bermutu karena optik organisme pengganggu tanaman relatif lebih kecil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.