Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Skala Ekonomi Pertanian, Kementan Bentuk Badan Usaha untuk Petani

Kompas.com - 10/07/2019, 19:30 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berencana untuk meningkatkan skala ekonomi usaha tani.

Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan, salah satu caranya adalah dengan menghimpun kelompok tani kecil di kawasan hortikultura menjadi badan usaha sejenis koperasi.

“Dengan begitu bisa diseragamkan dan diatur input produksi, cara berbudidaya, hingga pengelolaan pasca panen, dan pemasarannya,” ujar Suwandi melalui rilis tertulis, Rabu (10/7/2019).

Suwandi menjelaskan, penggabungan kelompok tani kecil ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengefisiensi biaya produksi petani dengan kualitas dan produktivitas yang optimal, sekaligus terhubung dengan sistem logistik dan pemasarannya.

Selain itu, kini Kementan juga gencar mengonsolidasikan kelembagaan usaha petani di kawasan-kawasan produksi hortikultura yang terhubung langsung dengan jejaring ekspedisi kargo, gudang, serta sistem pemasaran berbasis daring (online).

Baca juga: Pantau Sentra Hortikultura Boltim, Kementan Siap Bantu Fasilitas Petani

Kebijakan ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ekspor dan hilirisasi produk. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meyakini program ini dapat memacu pertumbuhan produksi, perbaikan mutu hasil panen, dan memperluas akses pemasaran bagi para petani hortikultura.

Menurut Suwandi, terkait kawasan produksi hortikultura khususnya aneka cabai dan bawang merah akan diprioritaskan untuk pengembangan di luar Pulau Jawa. Sementara itu, untuk wilayah Jawa fokus pada hilirisasinya.

“Kami terus mendorong dan menumbuhkan Pasar Lelang di setiap kawasan produksi. Sudah berjalan Pasar Lelang di 13 kabupaten sentra cabai,” jelasnya.

Memotong rantai mafia

Pasar Lelang ini, lanjut Suwandi, gunanya untuk memotong rantai pasok dan menciptakan satu harga di satu kawasan. Dengan begini, petani bisa mendapatkan uang langsung karena sifatnya cash and carry.

Suwandi menegaskan saat ini untuk komoditas cabai sudah berkembang dan akan disusul komoditas lain yang rentan fluktuatif harganya seperti bawang merah.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Hilirisasi Pertanian oleh BSIP Didukung Komisi IV

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Hilirisasi Pertanian oleh BSIP Didukung Komisi IV

Rilis
Jokowi Sudah Setujui Revisi Aturan soal Jualan Online

Jokowi Sudah Setujui Revisi Aturan soal Jualan Online

Whats New
Cara Cek Tilang Elektronik

Cara Cek Tilang Elektronik

Whats New
Survei Visa: E-Wallet Paling Banyak Digunakan Gen Z dalam Pembayaran Digital

Survei Visa: E-Wallet Paling Banyak Digunakan Gen Z dalam Pembayaran Digital

Whats New
Kekhawatiran Harga Tiket KA Makin Mahal Bila KAI Dibebani Kereta Cepat

Kekhawatiran Harga Tiket KA Makin Mahal Bila KAI Dibebani Kereta Cepat

Whats New
Soal Nasabah Bunuh Diri, AdaKami: Tidak Ada di File Kami...

Soal Nasabah Bunuh Diri, AdaKami: Tidak Ada di File Kami...

Whats New
Ini Sederet Kelebihan KBstar, Mobile Banking Serbabisa dari Bank KB Bukopin

Ini Sederet Kelebihan KBstar, Mobile Banking Serbabisa dari Bank KB Bukopin

BrandzView
Kisah Inspiratif Sido Muncul, Dapat Untung Usai Iklankan Anna Maria dan Mbah Maridjan

Kisah Inspiratif Sido Muncul, Dapat Untung Usai Iklankan Anna Maria dan Mbah Maridjan

BrandzView
Pemerintah Andalkan APBN untuk Jaga Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

Pemerintah Andalkan APBN untuk Jaga Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Mau Digugat Terkait Utang Rafaksi Minyak Goreng, Kemendag: Kami Ikuti Proses Hukumnya

Mau Digugat Terkait Utang Rafaksi Minyak Goreng, Kemendag: Kami Ikuti Proses Hukumnya

Whats New
Perkuat Transformasi Digital, LinkAja Gandeng Indolima

Perkuat Transformasi Digital, LinkAja Gandeng Indolima

Rilis
Nilai Transaksi Kripto Merosot, tapi Jumlah Investor Naik

Nilai Transaksi Kripto Merosot, tapi Jumlah Investor Naik

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Stagnan

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Stagnan

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 61 Dibuka, Penerima Bakal Kantongi Rp 4,2 Juta

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 61 Dibuka, Penerima Bakal Kantongi Rp 4,2 Juta

Work Smart
Gencar Lakukan Transformasi Digital, Kimia Farma Apotek Raih Peringkat Pertama pada Tokopedia Top Seller Fest 2023

Gencar Lakukan Transformasi Digital, Kimia Farma Apotek Raih Peringkat Pertama pada Tokopedia Top Seller Fest 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com