Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Solusi Transformasi Digital untuk Industri Makanan Minuman di Indonesia

Kompas.com - 10/07/2019, 20:16 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - Transformasi digital di industri makanan dan minuman membutuhkan strategi yang komprehensif untuk dapat menjawab tantangan masa depan.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), tantangan industri makanan dan minuman dalam jangka panjang yakni memastikan ketersediaan pasokan makanan dan minuman.

Adapun ketersediaan pasokan tersebut mesti meningkat 60 hingga 70 persen agar dapat memenuhi permintaan populasi global yang akan mencapai 9 miliar pada 2050.

“Untuk itu industri makanan dan minuman perlu lebih efektif dan akurat dalam proses produksinya untuk mengurangi produk cacat,” kata Executive Vice President International Operations Schneider Electric, Luc Remont, dalam pernyataan tertulis, Rabu (10/7/2019).

Baca juga: Pemerintah Prioritaskan Industri Makanan Minuman untuk Genjot Ekspor

Pada 10 dan 11 Juli 2019, Schneider Electric menggelar Schneider Electric Innovation Days: Smartfood Indonesia 2019.

Acara bertema “Embracing Digital Transformation to Deliver Economic Value to Your Business” tersebut diselenggarakan di Hotel Mulia, Jakarta.

Luc Remont mengatakan, transformasi digital mampu mendongkrak reputasi perusahan makanan dan minuman itu sendiri.

Tantangan industri makanan dan minuman

Luc mengatakan, industri makanan dan minuman menghadapi tantangan masa depan di antaranya:

  1. Konsumen kelas menengah yang semakin menuntut produk yang sehat dan ramah lingkungan.
  2. Disrupsi digital yang mengubah interaksi konsumen terhadap produk. Disrupsi digital juga memberi peluang produsen lebih kecil dan inovatif untuk mengambil pangsa pasar yang signifikan.
  3. Tantangan persaingan harga yang semakin ketat menuntut kontrol biaya modal serta biaya operational yang lebih efektif.
  4. Standar regulasi keamanan pangan dunia yang semakin tinggi, termasuk pengawasan terhadap kualitas produk dan jaringan distribusi rantai pasok dapat dijawab dengan transformasi digital.

Dalam menghadapi tantangan jaman, Luc melanjutkan, Schneider Electric siap menjadi mitra dalam membantu pelaku industri makanan dan minuman dalam mempersiapkan strategi transformasi digitalnya.

Penopang pertumbuhan ekonomi

Segment President, Consumer Packaged Goods, Schneider Electric Mike Jamieson (kiri), Executive Vice President International Operations Schneider Electric Luc Remont (tengah), dan Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly (kanan) menghadiri Schneider Electric Innovation Days: Smartfood Indonesia 2019 yang berlangsung 10 dan 11 Juli 2019 di Hotel Mulia Jakarta, 
Dok. Schneider Electric Segment President, Consumer Packaged Goods, Schneider Electric Mike Jamieson (kiri), Executive Vice President International Operations Schneider Electric Luc Remont (tengah), dan Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly (kanan) menghadiri Schneider Electric Innovation Days: Smartfood Indonesia 2019 yang berlangsung 10 dan 11 Juli 2019 di Hotel Mulia Jakarta,

Makanan dan minuman merupakan salah satu sektor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Industri makanan dan minuman tumbuh 7,91 persen sepanjang 2018. Pertumbuhan itu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen.

Sekjen GAPMMI, Stefanus Indrayana, mengatakan, hingga kini transformasi digital masih didominasi perusahaan berskala besar.

Sementara itu, industri kecil dan menengah (IKM) masih membutuhkan lebih banyak edukasi. Apalagi, kesan investasi teknologi yang mahal masih sangat melekat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com