Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlibat Skandal Pelecehan Seksual, Ekonom Kenamaan Harvard Dikenai Sanksi

Kompas.com - 11/07/2019, 09:27 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Ekonom Kenamaan Harvard Roland G. Fryer mengalami penangguhan kerja selama dua tahun dan kehilangan laboratorium penelitiannya di Universitas Harvard seiring dengan adanya laporan dari beberapa wanita mengenai pelecehan seksual yang melibatkan dirinya.

Adapun keputusan yang diambil oleh Harvard menjadi titik balik bagi ekonom yang sampai saat ini berada di antara para peneliti profesi yang paling dikagumi serta menjadi salah satu anggota fakultas dengan gaji tertinggi di Harvard.

Dia juga salah satu orang Afrika-Amerika yang paling menonjol dalam bidangnya juga telah lama berjuang dengan keragaman ras.

Seperti dikutip dari The New York Times, Kamis (11/10/2019) saat ini Fryer tengah menjalani pemeriksaan oleh pihak universitas tersebut dan disimpulkan ia telah terlibat dalam “perilaku seksual yang tidak disukai” terhadap setidaknya lima karyawan selama satu dekade.

Dalam sebuah surat kepada departemen ekonomi pada hari Rabu, Claudine Gay, seorang Dekan di Harvard, mengatakan Fryer akan dikenakan cuti administratif selama dua tahun. Selama itu pula dia tidak dapat mengajar atau melakukan penelitian menggunakan sumber daya universitas.

Laboratorium Inovasi Pendidikan, ruang luar kampus yang dikenal sebagai EdLabs di mana ia melakukan sebagian besar pekerjaannya, akan ditutup secara permanen. Seorang juru bicara Harvard mengatakan dia tidak akan dibayar selama penangguhannya.

Setelah penangguhan usai, Fryer bakal dilarang mengambil peran untuk membimbing atau menjadi supervisor. Selain itu, masa pengajarannya bakal dibatasi.

Gay mengatakan dia akan meninjau ulang batasan-batasan tersebut setelah dua tahun berikutnya.

"Profesor Fryer menunjukkan pola perilaku yang gagal memenuhi harapan perilaku dalam komunitas kami dan merusak kesejahteraan anggotanya," kata Gay dalam surat itu.

"Perilaku ini jelas merupakan pelanggaran norma-norma institusional dan pengkhianatan terhadap kepercayaan masyarakat Harvard," ujar dia.

Gay mengatakan penyelidikan juga mengungkap perilaku Fryer lain yang melanggar kebijakan. Seorang juru bicara Harvard mengatakan bahwa perilaku terseut terkait dengan pengeluaran dan pengelolaan keuangan laboratorium Fryer.

Fryer pun membela diri dari segala tuduhan dalam investigasi Harvard. Dia menunjuk laboratoriumnya sebagai tempat di mana wanita bisa berkembang pesat secara profesional.

"Saya sangat kecewa, terutama karena pekerjaan penting dan luar biasa dari rekan-rekan saya di laboratorium penelitian ekonomi kami terpaksa dihentikan," ujar dia. “Harvard sudah bicara. Pada waktunya, saya juga akan melakukannya," lanjut Fryer.

Adapun keputusan Harvard tersebut merupakan hasil dari proses investigasi yang dimulai pada Juni 2017 ketika seorang wanita yang bekerja untuk Fryer melaporkan kepada pejabat sumber daya manusia bahwa ia telah berulang kali melecehkannya. Beberapa wanita lain muncul dengan tuduhan serupa.

Keluhan diajukan di bawah Judul IX, undang-undang Federal yang melarang diskriminasi berdasarkan jenis kelamin oleh lembaga pendidikan yang mendapatkan dana federal.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com