Ia menjelaskan, penerapan metode ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Amran, ia melanjutkan, berkomitmen meningkatkan inovasi demi produktivitas dan kesejahteran petani, serta menghasilkan produk yang berdaya saing.
“Ini contoh kreativitas pola integrasi. Tiap daerah punya kearifan lokal dan cara sendiri dalam berbudidaya bawang merah. Silakan saja petani berimprovisasi. Bamele ini patut dicontoh sentra bawang merah lainnya," imbuh Suwandi.
Baca juga: Petani Bawang Putih dan Pembatik Didorong Pasarkan Produk Secara Online
Kepala Dinas Pertanian Nganjuk Judi Ernanto yang turut mendampingi kunjungan mengatakan luas areal tanam bawang merah Kabupaten Nganjuk sekitar 14.000 ha dengan produksi tahun lalu mencapai 152.000 ribu ton.
Dengan produksi tersebut, Nganjuk menjadi sentra bawang merah terbesar di Jawa Timur dan ketiga di Indonesia, setelah Brebes dan Bima.
"Bamele ini inspirasinya dari Pak Bupati sendiri yang menginginkan bawang merah Nganjuk diproduksi secara ramah lingkungan. Kami ingin produksi bawang merah Nganjuk bisa berkelanjutan dan bermutu. Selanjutnya, kami menargetkan hingga 14 ribu ha bisa dipenuhi," tukas Judi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.