Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalang yang Bikin Menteri Jonan dan Rini Terancam dari Kabinet Jokowi

Kompas.com - 12/07/2019, 14:12 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno termasuk dua dari nama enam menteri yang disebut-sebut akan meninggalkan kabinet Jokowi.

Keduanya sempat ditegur Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Senin (8/7/2019). Teguran ini diberikan karena impor yang tinggi di sektor minyak dan gas.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), terlihat ada penurunan nilai impor Januari-Mei turun mencapai 9,2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu, secara tahunan impor migas turun 23,7 persen. Namun, Jokowi menilai angka tersebut belum memuaskan karena nilai impor masih tinggi, apalagi nilai impor migasnya cukup besar.

Presiden juga menyoroti angka ekspor Indonesia yang menurun. Ekspor Januari-Mei 2019 year on year turun 8,6 persen.

Baca juga: Menerka Nama Menteri yang Akan Tinggalkan Kabinet Jokowi

Akibat impor yang tinggi dan ekspor yang rendah, neraca perdagangan mengalami defisit 2,14 miliar dollar AS. Padahal, Jokowi menilai peluang untuk ekspor masih sangat besar.

"Hati-hati di migas Pak Menteri ESDM, yang berkaitan dengan ini. Bu menteri BUMN yang berkaitan dengan ini karena rate-nya yang paling banyak ada di situ," kata Jokowi.

Dalam satu tahun terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai 3,04 juta dollar AS dan terendah terjadi pada Januari 2019 dengan nilai 1,69 juta dollar AS.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat melakukan uji coba penggunaan B30 di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019).KOMPAS.com/AKHDI MARTIN PRATAMA Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat melakukan uji coba penggunaan B30 di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019).

Berikut angka impor migas Januari hingga Mei 2019 berdasarkan data yang dikeluarkan BPS:

1. Januari 2019
BPS mencatat, angka impor migas pada Januari 2019 sebesar 1,69 miliar dollar AS, turun 25,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,25 miliar dollar AS.

Penurunan impor migas terlihat dari penurunan impor minyak 20,55 persen jadi 455,7 juta dollar AS dan impor BBM turun 26,52 persen menjadi 1,05 juta dollar AS.

Namun, impor migas menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan. Diketahui, defisit migas Januari 2019 sebesar 451,8 juta dollar AS. Sebab, angka ekspornya masih lebih kecil dari impor, yakni 1,23 miliar dollar AS.

Baca juga: Susun Kabinet Jilid II, Jokowi Jangan Hanya Tampung Permintaan Parpol

2. Februari 2019
Neraca perdagangan Februari 2019 mengalami surplus 330 juta dollar AS. Hal ini disebabkan impor yang turun 13,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan impor migas mencapai 30,5 persen menjadi 1,55 miliar dollar AS. Angka tersebut merupakan nilai impor pada Februari yang paling kecil sejak 2016.

Penurunan impor migas disumbang turunnya impor minyak mentah sebesar 66,56 persen menjadi 311,9 juta dollar AS. Angka tersebut merupakan impor minyak mentah terkecil sejak 2010.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com