Order membeludak lantaran bertepatan dengan momen Natal. Maklum, baju menyusui buatannya juga cocok digunakan untuk berbagai acara termasuk pesta Natal.
Baca juga: Ramadhan, Pengusaha Busana Mislim Kantongi Omzet Berlipat
Akhirnya, Stephanie mempekerjakan kakaknya yang seorang ibu rumahtangga untuk urusan pengemasan. Sebelumnya, ia mengurus bisnis seorang diri, mulai produksi, pemasaran, hingga pengemasan.
Cuma, seiring angka penjualan yang terus mendaki, hingga 1.000 potong per bulan, dia memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tambah lagi, kakaknya hamil sehingga tidak bisa lagi bekerja untuknya.
"Sebelum Lebaran tahun lalu, saya pun resign," katanya.
Pertimbangan lainnya, sambil bekerja saja penjualan Maternel bisa 1.000 potong, apalagi kalau fokus ke usaha baju menyusuinya. "Kan, bisa lebih banyak lagi," ucap Stephanie.
Awalnya, dia masih menjalankan usahanya di rumah. Tapi, sejalan dengan penjualan yang terus naik, ia pun menyewa sebuah tempat dan merekrut karyawan sebagai administrator dan pengemasan.
Bisnisnya pun berjalan kian cepat. Penjualan yang masih 100 persen lewat kanal online menembus 2.000 potong per bulan. Pada Oktober 2018, Stephanie kembali menyewa sebuah kios.
"Tapi, kami mau pindah Juli nanti, sudah dapat sebuah rumah lebih besar, jadi bisa punya tim banyak," sebutnya.
Baca juga: Jelang Lebaran, Penyewaan Koper Panen Omzet
Selain lewat situs Maternel, dia menjual produknya di marketplace, seperti Shopee dan Tokopedia, serta media sosial, semisal Instagram. Sejauh ini, ia belum berencana buka toko offline.
"Untuk website, nanti ada sistem pembayaran baru dengan kartu kredit," tambah Stephanie yang baru menjalin kongsi dengan penyedia payment gateway Midtrans.
Sementara urusan produksi, ia masih menyerahkan pembuatan baju menyusui kepada dua mitra konveksi yang berlokasi di Tangerang. Salah satunya pernah berpartner dengan butik online Berrybenka.
Stephanie pernah terpikir untuk mendirikan konveksi sendiri. Tapi, setelah melihat pengalaman temannya yang seorang desainer, ia pun membuang jauh-jauh dulu pikiran untuk punya rumah produksi.
"Teman saya pusing mengelola sumber daya manusia (SDM), penjahitnya," katanya.
Untuk rencana ke depan, selain pindah kantor dan menambah kanal pembayaran di situs, dia tentu akan terus mengeluarkan model baru. Saat ini, koleksi baju menyusuinya adalah dress, atasan, gaun pesta, dan hijab.
"Bikin model baru seminggu sekali," ujarnya. (Merlinda Riska)
Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ide dari repot memerah ASI, kini Stephanie Tunggal raup ratusan juta sebulan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.