Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Komoditas Hortikultura Meningkat, Indonesia Wajib Kuasai Pasar Ekspor

Kompas.com - 13/07/2019, 17:56 WIB
Alek Kurniawan,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

Fokus peningkatan kualitas

Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) M. Firdaus mengatakan, pemerintah harus tetap fokus menggarap komoditas hortikultura tertentu yang strategis.

Hal ini utamanya untuk menggebrak dan menguasai pasar ekspor.

"Permintaan dunia ke depan masih terus meningkat untuk produk pertanian primer dan hasil olahannya, khususnya hortikultura," ujar Firdaus dalam permyataan tertulis, Sabtu (13/7/2019).

Firdaus pun menekankan untuk lebih menguasai pasar global. Pengembangan buah dan sayur harus lebih fokus pada peningkatan kualitas dan persaingan harga.

Sementara itu, untuk tanaman hias dan obat fokus pada kuantitas dan kontinuitas produksi.

Baca juga: Pantau Sentra Hortikultura Boltim, Kementan Siap Bantu Fasilitas Petani

Namun demikian, sambungnya, persaingan dagang di tingkat global dan regional kini semakin ketat.

Selain penurunan tarif, pemenuhan tuntutan non-tarif serta blok dagang regional bisa mempengaruhi daya saing ekspor produk pertanian khusunya hortikultura. 

"Jadi penting kita mengetahui karakteristik konsumen dan potensi TBT (Technical Barrier to Trade) negara tujuan,” ujar dia.

Oleh karena itu, Firdaus menyebutkan konsep kawasan buah Satu Desa Satu Varietas (One Village One Variety bagus dikembangkan supaya pengendalian mutu, harga, dan kuantitas bisa lebih mudah dilakukan.

Dengan konsep ini, pemerintah wajib menyiapkan benih yang berkualitas, kalau perlu dibagikan secara gratis kepada masyarakat dalam skala ekonomi tertentu. 

"Sistem logistik hortikultura seperti yang sudah ada untuk beras dan jagung selayaknya juga dibangun," kata dia.

Pemetaan pasar

Direktur Government Relations and External Affair PT Great Giant Pineapple (GGP) Lampung Welly Soegiono mengatakan, pemetaan pasar dan kemitraan dalam pengembangan hortikultura nasional juga penting untuk dilakukan.

Ia menekankan, produksi hortikultura harus berorientasi pasar supaya petani mendapat kepastian harga dan pemasaran.

Perencanaan produksi hortikultura pun harus berbasis kebutuhan pasar, bukan sebaliknya.

"Kami di GGP sudah mengembangkan kemitraan berbasis corporate shared value dimana kami tidak hanya berperan sebagai off-taker," ujar Welly.

Namun, lanjut Welly, pihaknya selalu melakukan pendampingan bagi petani mulai dari penanaman, perawatan, panen, pengepakan, distribusi, hingga pemasarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com