Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Jualan Kopi Beromzet Rp 600 Juta | Mengukur Mata Uang dengan Big Mac

Kompas.com - 15/07/2019, 06:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Jualan Kopi, Pria Ini Kantongi Omzet Rp 600 Juta Per Bulan

Berjualan kopi rupanya bisa mendulang pendapatan yang besar. Hal ini lah yang dirasakan oleh Teuku Dharul Bawadi. Pemilik Bawadi Coffee ini bisa meraup omzet ratusan juta rupiah tiap bulannya. Padahal, modal awal yang dikeluarkan pria asal Aceh ini hanya Rp 30 juta.

"Untuk Bawadi kopi saja omzetnya Rp 400 juta sampai Rp 600 juta per bulan," ujar pria berusia 30 tahun ini di Jakarta, Sabtu (13/7/2019).

Tak hanya untung besar, Bawadi juga bisa mewujudkan salah satu mimpinya dari berjualan kopi. Pria tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) ini mempunyai mimpi bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Bagaimana ceritanya? Simak selengkapnya di sini

2. Tak Lulus Kuliah, Pria Ini Sukses Pasarkan Kopi Aceh ke Luar Negeri

Tak lulus dari bangku kuliah bukan berarti Anda tak bisa sukses dalam berkarier. Hal ini dibuktikan sendiri oleh Teuku Dharul Bawadi. Meskipun merasakan bangku kuliah hanya sampai semester enam, Bawadi sukses menjadi seorang pebisnis.

Bahkan, pria yang saat ini berusia 30 tahun itu sukses membawa produknya ke pasar internasional. Pria yang memiliki hobi bermain game ini merupakan pemilik produk kopi Aceh yang dinamakan Bawadi Coffee. Kopi produksi Bawadi kini telah dipasarkan ke 8 negara.

"Saya lihat kawan-kawan saya ditempat kuliah semua mengejar untuk jadi PNS dan lain-lain, sedangkan itu agak bertolak belakang dengan saya. Saya ingin bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat satu perusahaan namanya Bawadi Coffee," ujar Bawadi di Jakarta, Sabtu (13/7/2019).

Simak selengkapnya di sini

3. Pemerintah Tangkap 6 Kapal Ikan Asal Vietnam di Laut Natuna

Kapal Pengawas Perikanan KP Hiu 011 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) dan KN Bintang Laut 401 milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) menangkap 6 kapal perikanan asing (KIA) asal Vietnam.

“Penangkapan keenam kapal tersebut dilakukan pada Kamis (11/7/2019) sekitar pukul 16.30 WIB sampai dengan 17.30 WIB saat gelar operasi pengawasan di Laut Natuna Utara Kepulauan Riau," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Agus Suherman dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/7/2019).

KP Hiu 11 yang dinakhodai Capt Slamet menangkap 4 kapal, yaitu BV 93655 TS, BV 93656 TS, BV 93269 TS, dan BV 93169 TS. Sementara, KN Bintang Laut 401 yang dinakhodai Capt Margono menangkap 2 KIA Vietnam lainnya.

“Kapal-kapal tersebut ditangkap di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) Laut Natuna Utara yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 711," kata Agus.

Baca selengkapnya di sini

4. Menerka Kekuatan Sebuah Mata Uang dari Burger

Sejumlah politisi dan pelaku pasar meyakini kurs dollar AS terlalu kuat dibandingkan rival-rivalnya. Ternyata, salah satu indikatornya adalah dari makanan, yakni burger.

Mengapa bisa?

Dikutip dari CNN, Sabtu (13/7/2019), majalah The Economist memiliki indeks yang dinamakan Big Mac Index. Ini adalah cara mudah untuk mengetahui nilai mata uang dan nilai-nilai mata uang lain lebih rendah dari nilai dollar AS. The Economist meluncurkan Big Mac Index teranyarnya baru-baru ini.

Indeks tersebut didasarkan pada teori daya beli alias purchasing power parity. Nilai tukar memengaruhi nilai barang yang bisa dibeli.

Penasaran caranya? Baca di sini

5. Bermasalah di Tempat Kerja, Bagaimana Cara Protes?

Gelombang protes baru-baru ini telah memperjelas bahwa karyawan lebih memperhatikan tindakan atasan mereka, terutama pekerja yang lebih muda.

"Generasi Millenial lebih punya jiwa aktivis dan sadar sosial dan mereka memiliki harapan yang lebih tinggi dari majikan tempat mereka bekerja," kata pengacara ketenagakerjaan dan mitra di Outten & Golden, Lori Deem mengutip CNN, Minggu (14/7/2019).

Tahun lalu, karyawan Google di seluruh dunia memprotes penanganan kasus pelecehan seksual dan tuduhan diskriminasi di tempat kerja.

Menanggapi protes, perusahaan kemudian membuat perubahan pada kebijakan pelecehan dan serangannya. CEO Sundar Pichai baru-baru ini mengatakan pemogokan tersebut menjadikan Google (GOOG) perusahaan yang lebih baik.

Nah bagaimana cara protes yang "baik"? Cek di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com