Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan dan Wageningen University Research Lakukan Penelitian Varietas Tomat Indonesia

Kompas.com - 16/07/2019, 17:49 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Terletak di negara tropis yang memiliki banyak tanah subur, Indonesia dikaruniai beragam jenis tanaman sayuran.

Hal tersebut membuat industri benih di negara ini bergairah, salah satunya pengembangan varietas benih sayuran yang berpengaruh terhadap kesejahteraan petani.

Berangkat dari hal itu, tim peneliti dari Wageningen University Research (WUR), Belanda yang dipimpin oleh Just Dengerink pun tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Dengerink mengambil contoh beragamnya varietas tomat yang dihasilkan dan dipasarkan oleh Industri benih sejak 1992.

“Dahulunya tomat ditanam di dataran rendah, tapi saat ini sudah dikeluarkan varietas yang mampu beradaptasi di dataran tinggi," kata Dengerink sesuai rilis yang Kompas.com terima, Selasa (16/7/2019).

Baca juga: Dukungan Ditjen PSP Kementan Majukan Potensi Pertanian Kabupaten Landak

Melihat fenomena tersebut, lanjutnya, Wageningen University dan Kementan pun menginisiasi proyek kerja sama yang melibatkan industri perbenihan dalam Proyek Kemitraan Publik Swasta atau Public Private Partnership Project (PPP Project).

Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi melihat ketertarikan mereka bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk merancang proyek kerja sama produksi dan manfaat pengembangan varietas benih sayuran.

Secara umum, proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Belanda ini akan melihat kemajuan pengembangan varietas benih sayuran yang telah banyak dikembangkan oleh Industri Benih di Indonesia.

Suwandi menjelaskan, Indonesia memiliki karakteristik lahan yang subur, ditambah dengan energi harmoni yang dihasilkan dari masyarakat yang beragam jenis suku dan budayanya.

Baca juga: Saatnya Memakmurkan Petani Indonesia

Hal ini membuat komoditas pertanian yang ditanam di Indonesia dapat berproduksi dengan baik.

"Selain tomat, terdapat beberapa komoditas yang dapat dijadikan pembanding dalam proyek, yaitu cabai, kubis, dan kentang," jelasnya sesuai rilis yang Kompas.com terima, Selasa (16/7/2019).

Wageningen University dan Kementan pun menginisiasi proyek kerja sama yang melibatkan industri perbenihan dalam Proyek Kemitraan Publik Swasta atau Public Private Partnership Project (PPP Project).Dok. Humas Kementan Wageningen University dan Kementan pun menginisiasi proyek kerja sama yang melibatkan industri perbenihan dalam Proyek Kemitraan Publik Swasta atau Public Private Partnership Project (PPP Project).

Mendukung penuh

Suwandi menekankan dukungan Kementan atas inisiasi Rancangan PPP Project tersebut.

Ia berharap proyek ini dapat berjalan guna memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan industri perbenihan dan hortikultura di Indonesia.

"Serta teridentifikasi determinan apa yang berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi petani skala kecil dan konsumen di Indonesia," terangnya.

Untuk itu, Suwandi menegaskan proyek ini sangat bagus apabila nantinya dapat dilakukan di Indonesia.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian di Kalsel, Kementan Kerahkan Ratusan Alsintan

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com