Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Cegah Kekeringan, Kementan Fokus Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Air

Kompas.com - 17/07/2019, 08:18 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Musim kemarau 2019 diprediksi akan terjadi lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya.

Untuk mengantisipasi kekeringan lahan akibat musim kemarau panjang ini, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian fokus pada optimalisasi pemanfaatan sumber air.

Selain untuk antisipasi kekeringan, tujuannya untuk meningkatkan intensitas pertanaman (IP).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengatakan, khusus untuk kegiatan air irigasi, bila ada daerah yang memiliki potensi sumber air agar mengajukan kegiatan irigasi. 

Baca juga: Irigasi Air Tanah Dangkal, Cara Petani Magetan Cegah Puso

"Jika lokasi sumber air cukup jauh dari lahan, bisa mengajukan kegiatan pipanisasi. Bahkan kalau perlu pompa air akan disiapkan," ujar Sarwo Edhy, sesuai rilis yang Kompas.co Selasa (16/7).

Sebagai informasi, Kementan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menjamin ketersediaan air irigasi.

Kerja sama itu meliputi pembangunan bendungan, DAM, jaringan irigasi primer dan sekunder, melakukan normalisasi sungai, dan pembangunan irigasi tersier. 

Sedangkan untuk penyediaan air irigasi secara berkelanjutan, Kementan mengandeng Kementerian Desa dan PDTT dalam pembangunan embung di seluruh Indonesia.

Baca juga: Sumber Air Terbatas, Petugas Buat Embung Darurat untuk Padamkan Karhutla di Meranti

“Sumber air ini nantinya dapat meningkatkan jumlah produksi lahan dua kali lipat. Artinya diupayakan tidak ada paceklik," ujar Sarwo.

Untuk 2019, Kementan menganggarkan rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 67.037 hektar (ha).

Sementara itu, untuk irigasi perpompaan yang telah disediakan Kementan pada 2019 adalah sebanyak 467 unit, irigasi perpipaan 138 unit, pembangunan embung/dam parit/long storage sebanyak 400 unit, dan cetak sawah seluas 6.000 ha.

Selain upaya-upaya di atas, Kementan pun akan mengantisipasi musim kemarau tahun ini melalui beberapa strategi khusus.

Baca juga: Atasi Musim Kemarau, Kementan Terjunkan Tim Penanganan Kekeringan

Di antaranya menyebarluaskan informasi prakiraan iklim musim kemarau tahun 2019 dan peningkatan kewaspadaan terhadap kekeringan kepada seluruh gubernur dan dinas provinsi terkait.

Tak hanya itu, upaya lain terkait antisipasi musim kemarau yang telah dilakukan Kementan adalah memberikan jaminan asuransi terhadap petani melalui Program Asuransi Usaha Tani (AUT).

Asal tahu saja, kegiatan tersebut sudah terlaksana sejak 2016.

"Jika terjadi gagal panen atau puso baik akibat serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), banjir, maupun kekeringan petani mendapatkan ganti rugi Rp 6 juta per ha," pungkas Sarwo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com