Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Anggaran Terus Melebar, Akhir Tahun Diprediksi Lampaui UU APBN 2019

Kompas.com - 17/07/2019, 13:22 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

"Tidak terlalu terjadi deviasi dari sisi pembiayaan yang menimbulkan persoalan yang signifikan dalam pembiayaan dari defisit kita yang meningkat lebih sedikit dibandingkan UU APBN," ujarnya

Belum Perlu APBNP?

Tak hanya perkara defisit saja yang meleset, beberapa outlook perekonomian dalam APBN 2019 juga diprediksi bakal meleset.

Sri Mulyani mencontohkan, pertumbuhan ekonomi semester I 2019 diproyeksi hanya mencapai 5,1 persen. Angka tersebut di bawah target di asumsi dasar makro perekonomian 2019 yang sebesar 5,3 persen.

Selain itu, nilai tukar rupiah ternyata cukup perkasa pada paruh pertama tahun ini. Kurs mencapai nilai rata-rata Rp 14.197 per dolar Amerika Serikat. Angka tersebut jauh berada di bawah asumsi yang dipatok sebesar Rp 15 ribu per dolar AS. Parameter lainnya adalah suku bunga Surat Perbendaharaan Negara alias SPN 3 bulan di atas target, pada semester I, angkanya 5,8 persen dari asumsi 5,3 persen.

Beberapa indikator lainnya seperti harga minyak mentah, serta lifting minyak dan gas bumi juga meleset dari asumsi APBN 2019. Harga minyak mentah ternyata lebih rendah dari asumsi, yaitu 63 dollar AS per barrel dari patokan 70 dollar AS per barrel. Sedangkan lifting minyak hanya 755 ribu barrel per hari dari asumsi 775 ribu barrel per hari dan lifting gas bumi hanya 1.054 ribu barrel per hari dari target 1.250 ribu barrel per hari.

Namun, Sri Mulyani Indrawati tak memastikan mengajukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2019 setelah melihat kondisi perekonomian pada semester I.

"Kami lihat dari semester satu dan outlook masih di dalam range, jadi kami juga akan melihat, sama seperti kondisi tahun 2018," ujar dia.

Dia menjelaskan dalam pembahasan Kemenkeu bersama BPKP ditemukan beberapa pos dalam APBN yang perlu dikoreksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com