Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Ikea Tutup Pabrik di AS | Praktik Persaingan Bisnis Tak Sehat OVO

Kompas.com - 18/07/2019, 06:01 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen furnitur yang berasal dari Swedia, Ikea menutup satu-satunya pabrik mereka di Amerika Serikat.

Hal itu dilakukan karena bahan baku yang digunakan semakin mahal. Sehingga Ikea memilih merelokasi pabrik tersebut di Eropa.

Berita Ikea menutup pabrik menjadi yang terpopuler di kanal Money sepanjang hari kemarin, Rabu (18/7/2019). Sementara berita lainnya adalah tentang dugaan praktik tidak sehat oleh OVO di berbagai pusat perbelanjaan. Berikut berita terpopuler selengkapnya:

1. Ikea Tutup Satu-satunya Pabrik Mereka di AS

Ikea menutup satu-satunya pabrik furnitur mereka di Amerika Serikat. Seperti dikutip dari CNN, perusahaan asal Swedia ini bakal menghentikan produksi di pabrik Danville, Virginia, Amerika Serikat. Lebih lanjut, Ikea bakal memindahkan operasi pabrik ke Eropa. Sebab, menurut perusahaan, ongkos produksi di negara kawasan tersebut bakal lebih murah.

"Kami telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga agar pabrik ini bisa tetap kompetitif. Namun, ongkos produksi membuat produksi di Danville tidak bisa berlanjut," ujar manajer pabrik Bert Eades dalam keterangan tertulisnya sebagaimana dikutip Rabu (17/7/2019).

Pabrik di Daville yang dibuka pada 2008 mempekerjakan setidaknya 300 orang. Produk dari kayu seperti rak dan tempat penyimpanan diproduksi di pabrik tersebut. Ikea menyebut, harga bahan mentah mereka jauh lebih mahal di Amerika Serikat jika dibandingkan dengan Eropa.

Adapun pabrik Ikea yang beroperasi saat ini terdapat di beberapa negara, seperti Polandia, Rusia, dan Swedia. Selengkapnya baca di sini

2. KPPU Endus Praktik Bisnis OVO yang Tak Sehat di Banyak Pusat Perbelanjaan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU) menyoroti strategi bisnis OVO, terutama terkait penggunaan OVO sebagai alat pembayaran di banyak pusat perbelanjaan.

Mengutip Kontan.co.id, Rabu (17/7/2019), KPPU melihat, ada indikasi praktik bisnis yang kurang sehat yang dilakukan oleh platform pembayaran yang juga terafiliasi dengan Grup Lippo tersebut.

“Penelitian oleh KPPU dilakukan di semua tempat parkir perbelanjaan,” ujar komisioner sekaligus juru bicara KPPU, Guntur S Saragih, Selasa (16/7/2019).

Maka, jika ada alasan pembayaran merupakan bagian dari ekosistem platform digital, hal ini menurut Guntur tak bisa dibenarkan.

“Konsumen tetap memiliki ruang untuk memilih penyedia jasa,” katanya.

Sebab pusat perbelanjaan merupakan tempat yang terbuka untuk umum. Bukan tempat yang hanya boleh didatangi pihak terbatas. ”Pusat perbelanjaan itu jatuhnya publik,” kata Guntur. Bukan hanya itu, sekalipun Lippo dan OVO terafiliasi, memberikan kewenangan mengelola pembayaran di parkiran pusat perbelanjaan milik Lippo juga seharusnya tidak diperbolehkan.

Pasalnya, hal ini menutup peluang terhadap pelaku lain yang memiliki layanan dan kemampuan seperti OVO. Selengkapnya baca di sini

3. Garuda Minta Penumpang Tak Ambil Foto dan Video di Pesawat, Bagaimana Citilink?

Garuda Indonesia telah mengeluarkan imbauan agar penumpang tidak mengambil foto dan video di dalam pesawat dengan alasan privasi. Bagaimana dengan adiknya, Citilink?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com