Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boeing Telah Sisihkan Dana 50 Juta Dollar AS untuk Keluarga Korban 737 Max

Kompas.com - 18/07/2019, 10:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEWYORK, KOMPAS.com — Pabrikan pesawat terbang Boeing.co mengumumkan telah menyisihkan 50 juta dollar AS untuk untuk membantu ataupun mendukung keluarga yang terdampak dalam 2 kecelakaan tragis 737 MAX.

Nominal penyisihan ini merupakan setengah dari yang dijanjikan Boeing pada awal Juli, yakni sekitar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,41 triliun.

Kabarnya, pemberian dana ini akan disalurkan kepada organisasi nirlaba lokal dan kelompok masyarakat yang akan dibagikan kepada kerabat 346 orang yang menjadi korban 737 MAX.

Untuk memfasilitasi penyaluran dana, Boeing telah menyewa pengacara Kenneth Feinberg dan koleganya, Camille Biros, untuk menentukan besaran dana setiap keluarga terdampak.

"Kehilangan kehidupan yang tragis dalam kedua kecelakaan itu terus membebani kami semua di Boeing, dan kami memiliki simpati terbesar bagi orang-orang terkasih yang ada di dalamnya," kata CEO Boeing Dennis Muilenburg, dikutip CNN, Kamis (18/7/2019).

Baca: Boeing Berikan Kompensasi Awal Rp 1,41 Triliun untuk Korban 737 Max

"Melalui kemitraan kami dengan Feinberg dan Biros, kami berharap keluarga yang terkena dampak menerima bantuan yang dibutuhkan secepat dan seefisien mungkin," katanya.

Adapun Firma Feinberg yang berbasis di Washington memang telah mengawasi distribusi pendanaan kompensasi kepada para korban kecelakaan besar, seperti serangan teroris pada 11 September 2001, dan tumpahan minyak BP Deepwater Horizon.

Boeing juga menegaskan, orang yang menerima dana kompensasi juga tak diharuskan menyerahkan hak untuk melakukan tindakan hukum terhadap perusahaan. Para keluarga korban memiliki hak untuk itu.

Komitmen dikritik

Sebelumnya, beberapa anggota keluarga korban yang terdampak mengkritik komitmen awal Boeing untuk mendistribusikan dana. Menurut mereka, tawaran Boeing atas pemberian uang kompensasi bersifat tidak jujur dan tidak jelas.

"Tampak seperti aksi PR bagi kami," kata Michael Stumo, ayah dari korban Samya Stumo.

"Tawaran 100 juta dollar AS dari Boeing itu tidak jujur dan tidak jelas," kata Bob Clifford, pengacara yang mewakili banyak keluarga korban Ethiopian Airlines.

Ketika ditanya langkah Boeing yang telah menyisihkan setengah dari biaya kompensasi, Clifford berkata itu merupakan satu-satunya hal yang dilakukan dengan benar. Dia pun mengkritik pendanaan ini baru setengah jalan.

"Memilih Feinberg untuk mendistribusikan dana adalah satu-satunya hal yang dilakukan Boeing dengan benar. Tapi setengah dari dana bantuan berarti ada masalah," katanya.

"Jika Boeing ingin memberikan bantuan nyata kepada keluarga, mereka harus bekerja dengan mitra asuransi Ethiopian Airlines untuk mempercepat pembayaran kepada keluarga. Sebaliknya, mereka sekarang membuatnya lebih sulit," kata Clifford.

Sebagai informasi, Boeing 737 MAX dirumahkan secara serentak di seluruh dunia sejak 2 kecelakaan tragis pada 2018 dan 2019. Peristiwa itu membuat Boeing membatalkan ratusan penerbang setiap minggunya.

Di akhir 2018, pesawat bertipe 737 MAX yang diterbangkan maskapai Lion Air ini jatuh di perairan Tanjung Priok, menewaskan 189 orang.

Kecelakaan kemudian berlanjut pada Maret 2019. Pesawat yang diterbangkan Ethiopian Arlines dengan jenis Boeing yang sama kembali mengalami kecelakaan tragis tak lama setelah lepas landas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com