Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat BUN500, Kementan Akan Kembalikan Kejayaan Perkebunan Indonesia

Kompas.com - 18/07/2019, 19:34 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


PALANGKARAYA, KOMPAS.com
- Sekitar 500 tahun lalu, hasil perkebunan Indonesia pernah berjaya, terutama dalam produksi rempahnya.

Kini kejayaan tersebut tengah diupayakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) agar Indonesia menjadi negara yang unggul dalam hal ekspor, termasuk komoditas perkebunannya.

Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah melalui BUN500. Nama terakhir adalah program distribusi 500 juta batang benih unggul perkebunan yang diberikan secara gratis kepada masyarakat, khususnya perkebunan rakyat.

Kegiatan ini rencananya akan terus dilakukan dalam kurun lima tahun mendatang, yakni 2019 hingga 2024.

Baca jugaTingkatkan Ekspor Rempah-rempah, Kementan Dukung Penerapan "SSI"

Untuk bibit tanamannya sendiri, ada 10 komoditas perkebunan yang diberikan, yaitu teh, kakao, lada, kelapa, kopi, jambu mete, cengkeh, tebu, karet, dan pala.

“Ini adalah tonggak sejarah baru untuk Indonesia. Mimpi besar kita adalah mengembalikan kejayaan tersebut, sehingga kita harus bertekad,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat peluncuran BUN500 di Desa Sido Mulyo, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (18/7/2019).

Mengenai bibit yang digunakan dalam program BUN500, Amran mengatakan, ini telah dipersiapkan Kementan sejak tiga tahun lalu.

“Kami telah memulai tiga tahun yang lalu membuat pembibitan atas arahan Presiden Joko Widodo dengan anggaran senilai Rp 5,5 triliun,” bebernya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menunjukkan dua bibit unggul tanaman kopi, salah satu dari 10 jenis komoditas perkebunan yang masuk ke dalam program BUN500.KOMPAS.com/Hotria Mariana Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menunjukkan dua bibit unggul tanaman kopi, salah satu dari 10 jenis komoditas perkebunan yang masuk ke dalam program BUN500.
Lebih lanjut Amran menjelaskan alasan lain dari diluncurkannya program BUN500 lantaran mendapati banyaknya petani yang masih menggunakan bibit sembarangan, sehingga produktivitasnya di bawah rata-rata.

Misalnya pada produksi kopi Indonesia. Mentan menyebutkan, produksi kopi Indonesia sebelumnya hanya mampu mencapai 700 kilogram (kg) per tahun per hektar (ha). 

“Tetapi (dengan) bibit yang sekarang ini produksi (menjadi) 3,5 ton - 4 ton. Itu artinya, produksi meningkat menjadi 400 persen saat menggunakan bibit unggul pemberian Kementan,” ungkapnya.

Tingkatkan ekspor perkebunan

Lewat BUN500, Kementan menargetkan ekspor komoditas perkebunan dalam lima tahun dapat meningkat ke menjadi Rp 274,9 triliun, sehingga Indonesia mampu menjadi perkebunan nomer satu dunia pada tahun 2024.

Bahkan hingga produk olahan, disebutkan Amran, nilai produksi BUN500 berpotensi mencapai lebih dari Rp 1.180 triliun. 

Sementara itu, dalam hal industri pengolahan, penyerapan tenaga kerja diproyeksi lebih dari 9,5 juta orang atau meningkat 40 persen dari total tenaga kerja perkebunan saat ini.

Di lain sisi, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kasdi Subagyono menyatakan, dari program BUN500 ini ditargetkan peningkatan produktivitas perkebunan dapat mencapai hingga tiga kali lipat dengan menyediakan benih bermutu, berkualitas, dan bersertifikat.

Baca jugaMenilik Hasil Perkebunan dan Peternakan Desa Sumber Urip di Bengkulu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com