Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Aman Tukar Tambah Ponsel? Simak Tips Ini

Kompas.com - 19/07/2019, 08:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - VP Digital Marketing PT Erajaya Swasembada Tbk Eric Lee mengatakan, saat ini masyarakat lebih suka memanfaatkan tukar tambah dibanding promo diskon dan cashback dalam pembelian ponsel.

Eric mengaku, fenomena diminatinya tukar tambah membuat penjualan perseroan tumbuh lebih signifikan ketimbang promo diskon dan cashback. Bahkan, jika Erafone tengah melakukan promo tukar tambah, masyarakat lebih rela mengantre dan memenuhi gerai-gerai Erafone.

Hal ini terjadi, kata Eric, karena masyarakat cenderung ingin efisien mengelola pengeluaran dengan menjual ponsel yang tidak terpakai.

"Tukar tambah solusinya. Karena ponsel lamanya mau dikemanain kalau beli baru? Jadi tukar tambah ini memang lagi happen sekali," jelas Eric Lee di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Baca juga: Tokopedia Tawarkan Kemudahan Tukar Tambah Ponsel

Namun, tukar tambah saat ini masih menggunakan cara-cara tradisional yang keamanannya pun tidak terjamin, dari mulai keamanan data privasi hingga harga jual yang relatif turun.

Sebelum Anda melakukan tukar tambah, simak 3 cara ini agar tukar tambah aman dan tepat.

1. Logout semua akun

Hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah keluar atau log out semua akun-akun di ponsel Anda. Hal ini untuk mencegah kebocoran data dan penggunaan data pribadi Anda untuk perbuatan sewenang-wenang.

"Yang paling penting di secure dulu, karena kita enggak tahu setelah tukar tambah ponsel kita larinya kemana," kata Eric.

2. Pastikan ponsel dalam keaadan baik

Untuk mengefisiensi biaya, pastikan kondisi ponsel dalam keadaan baik. Sebab, keadaan ponsel akan sangat berpengaruh terhadap nilai tukar tambah yang disepakati.

"Make sure ponsel dalam keadaan baik. Karena akan turun harganya kalau produknya jelek," ucap dia.

Namun, jika Anda ingin lebih mengefiensikan biaya, juallah beberapa ponsel bekas yang berada di rumah, tak hanya satu. Faktanya, rata-rata masyarakat Indonesia memang memiliki 2 ponsel bekas yang masih layak tukar tambah di rumah.

3. Pilih metode yang sesuai

Seiring perkembangan zaman, metode tukar tambah tak hanya tersedia secara offline tapi juga online. Sebelum melakukan tukar tambah, pastikan Anda mengetahui metode yang Anda butuhkan.

Jika Anda memang membutuhkan ponsel secepat mungkin, tukar tambah secara offline lebih disarankan. Karena tukar tambah secara online akan memakan waktu beberapa hari tergantung paket pengiriman yang Anda pilih.

"Ini harus diperhatikan, karena metode apapun tergantung kebutuhan konsumen. Kalau memang mau langsung bawa barangnya dan secepat kilat, ya pilih offline," ucap Eric.

Baca juga: Ketimbang Diskon, Tren Tukar Tambah Ponsel Lebih Diminati

Namun, dari segi efisiensi biaya, Eric lebih menyarankan tukar tambah secara online. Sebab, harga tukar tambah secara online akan ditentukan oleh kecerdasan buatan dan teknologi lainnya yang membuat harga ponsel sesuai dengan baik buruknya komponen.

Sementara di toko offline, biasanya harga ponsel bekas hanya bisa ditentukan oleh pemilik toko, tergantung baik atau tidaknya pemilik toko tersebut.

Pun belum ada ukuran resmi untuk menentukan baik buruknya ponsel bekas tersebut. Kondisi ponsel hanya bisa ditentukan dari mata masing-masing peritel.

"Jadi pilih sesuai kebutuhan saja. Fleksibel saja," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com