Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Hadapi Kekeringan, Petani Boyolali Manfaatkan Sumur Pantek dan Sumur Dalam

Kompas.com - 19/07/2019, 10:19 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

"Agar tak menambah lahan pertanian yang puso, kami imbau petani supaya tak menanam padi apabila memang sumber airnya sudah tak memungkinkan,” kata Supardi.

Sebagai informasi, belum lama ini tim Kementan sudah turun langsung ke sejumlah lokasi yang mengalami kekeringan di Boyolali.

Tim melihat langsung kondisi meluasnya kekeringan yang melanda sejumlah lahan pertanian di Boyolali.

Sejumlah daerah yang mengalami kekeringan berat umumnya berada di Boyolali bagian Utara. Di antaranya Kecamatan Kemusu, Ngandong, Klego, Simo, dan Wonosegoro.

Baca juga: Atasi Musim Kemarau, Kementan Terjunkan Tim Penanganan Kekeringan

Selain itu, terdapat pula sejumlah kecamatan di Boyolali yang sudah terdampak puso, seperti di Kecamatan Sambi, Klego dan Karanggede .

“Sejumlah kecamatan di Boyolali bagian utara ini tadah hujan. Meskipun lokasi sejumlah kecamatan di Boyolali bagian utara dekat dengan Waduk Kedung Ombo, tapi irigasinya tak sampai di sejumlah kecamatan tersebut,” papar Supardi.

Sedangkan beberapa kecamatan di Boyolali yang mengalami kekeringan ringan umumnya berada di Boyolali bagian selatan. Seperti, Kecamatan Ngemplak, Mojosongo, Sawit, Banyudono, Ngemplak, dan Nogosari.

Pompanisasi

Direktur Jenderal Prasarana Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, pemasangan pompa dan pipanisasi merupakan langkah agar tidak ada lahan pertanian yang gagal panen untuk meminimalisasi kerugian petani.

Apalagi petani di Kabupaten Boyolali mayoritas menanam padi.

"Kekeringan tanaman padi di Boyolali ini disebabkan oleh kondisi iklim di mana musim kemarau maju dan masa tanam mundur," kata Sarwo Edhy.

Selama tiga tahun atau tepatnya sejak 2016 hingga 2019, irigasi perpompaan untuk tanaman pangan telah dibangun sebanyak 2.358 unit.

Sementara untuk kebutuhan tanaman hortikultura dan peternakan masing-masing telah dibangun 429 unit dan 322 unit.

Baca juga: Antisipasi Banjir, Pemkot Palembang Tambah Pompanisasi di Kolam Retensi

Sarwo Edhy mengatakan, dampak dari pembangunan irigasi perpompaan untuk mendukung tanaman pangan diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5.

Dari 2.358 unit irigasi perpompaan yang telah dibangun, bila masing-masing unit dapat mengairi seluas 10 ha, maka luas lahan yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 47.160 ha.

"Bila peningkatan IP 0,5 dapat dicapai, maka akan didapat penambahan luas tanam seluas 29.780 ha. Dampak selanjutnya diperoleh peningkatan produksi sebanyak 154.850 ton," tutup Sarwo Edhy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com