Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Upaya Pemerintah Menyuntik Industri Penerbangan

Kompas.com - 23/07/2019, 06:09 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan menyiapkan insentif khusus untuk industri penerbangan dalam tempo satu bulan ke depan.

Insentif itu diharapkan bisa menyuntik industri penerbangan yang sedang "sakit" akibat beban operasional yang tinggi.

Begitu salah satu hasil rapat koordinasi tentang harga tiket pesawat di Kentor Kemenko Perekonomian.

"Kami ingin membangun industri penerbangan yang sustainable jadi enggak hanya harga tiket aja, enggak hanya sepotong-sepotong mau komprehensif," ujar Sesmenko Perekonomian Susiwijono, Jakarta, Senin (22/7/2019).

Ia mengatakan, Kemenko Perekonomian akan mengajak bicara Kementerian Keuangan untuk melonggarkan beban pajak yang ditanggung industri penerbangan.

Insentif tersebut nantinya akan berupa pemangkasan pajak atau bea masuk impor yang selama ini dinilai menjadi salah satu faktor yang menekan biaya operasional maskapai.

Di antaranya, kata dia, peninjauan kembali bea masuk PPN impor dan PPh impor atas suku cadang pesawat dan alat perawatan pesawat.

Saat ini dua hal itu memiliki andil kepada biaya perawatan pesawat sebesar 8 persen.

Sebenarnya pemerintah sudah membaskan tarif bea masuk atau 0 persen terhadap 21 barang impor di industri penerbangan.

Namun masih banyak komponen industri penerbangan lainnya yang masih terkena tarif bea masuk 15-30 persen.

"Kami akan bicara dengan Ditjen Pajak, Bea Cukai dan juga BKF (Badan Kebijakan Fiskal) Kemenkeu," kata dia.

Selain itu Kemenko Perekonomian juga akan bicara dengan pihak lainnya mulai dari sektor pariwisata hingga perhubungan untuk memuluskan upaya membangkitkan kembali industri penerbangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com