Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Pesawat Hambat Pertumbuhan Wisatawan di Labuan Bajo

Kompas.com - 24/07/2019, 10:32 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahalnya harga tiket pesawat berdampak kepada wisatawan yang datang ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal itu diakui oleh Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch. Dula. Menurut dia, tahun ini pihaknya kesulitan merealisasikan target wisatawan yang datang ke Labuan Bajo oleh pemerintah pusat.

"Ditambah lagi sekarang ini kacaunya dengan harga tiket pesawat mahal. Ini sebenarnya target Pak Presiden jika semua normal, bukan hanya sampai 500.000. Bahkan, bisa 2019 ini wisatawan ini sampai 1 juta," ujar Agustinus di Labuan Bajo, NTT, Selasa (23/7/2019).

Agustinus menjelaskan, saat ini realisasi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo baru mencapai 250.000 orang. Mayoritas pelancong yang datang merupakan warga negara asing.

Biasanya, mereka berasal dari Australia, Jerman, China, Korea Selatan dan Jepang.

"Tapi persentase wisatawan di Manggarai Barat sejak 2013 sampai sekarang naik sampai 200 persen. Secara rinci per tahun saya kurang hafal," kata Agustinus.

Selain tiket pesawat yang mahal, lanjut Agustinus, faktor yang kurang mendukung potensi wisata di Labuan Bajo adalah sarana dan pra sarana yang masih minim. Dia optimis, jika hal tersebut terus ditingkatkan, bisa mendongkrak wisatawan yang datang ke Labuan Bajo.

"Jujur saya sekarang belum berani bikin leaflet dalam rangka untuk menarik wisatawan luar negeri. Karena takutnya dengan membaca leaflet orang datang padahal fasilitas belum siap. Takutnya nanti dianggap pembohongan publik," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com