Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Memburuk, Deutsche Bank Pangkas Karyawan

Kompas.com - 25/07/2019, 06:35 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deustche Bank dalam laporan keuangan kuartalannya mencatatkan kerugian terbesar dalam empat tahun. Hal tersebut diakibatkan mereka tengah memperhitungkan biaya rencana untuk mengurangi 18.000 tenaga kerjanya di seluruh dunia.

Ada kaitannya dengan eksposure pada portofolio derivatif yang bermasalah?

Seperti dikutip dari The Guardian, bank dengan penyaluran kredit terbesar di Jerman tersebut mencetak kerugian bersih sebesar 3,1 miliar euro atau setara dengan 3,4 miliar dollar AS pada paruh kedua tahun ini. Hal itu terjadi karena perusahaan harus menggelontorkan dana sebesar 3,8 miliar dollar AS untuk pemangkasan jumlah pekerja sekaligus melakukan reorganisasi perusahaan.

Deutsche Bank memperkirakan, startegi reorganisasi tersebut bakal memangkas biaya hingga 8,2 miliar dollar AS. Walaupun demikian, mereka optimistis bisa kembali mencetak untung tahun depan.

Kerugian mereka kali ini adalah yang terbesar sejak 2015, di mana mereka mencatatkan kerugian hingga 6,7 miliar dollar AS dan kerugian kedua setelah akhir tahun 2008, ketika krisis keuangan melanda dunia.

Sebagai catatan, pada kuartal pertama tahun ini, Deutsche Bank sempat mencatatkan laba sebesar 223,9 juta dollar AS.

Bahkan, jika tak memerhitungkan biaya tambahan tersebut laba bersih Deutsche merosot lebih dari 40 persen menjadi 257 juta dollar AS pada kuartal kedua, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Biaya restrukturisasi lebih lanjut diprediksi bakal mengurangi pendapatan bank pada paruh kedua tahun ini dan mereka bakal mencatatkan kerugian untuk setahun penuh 2019.

Pangkas Karyawan

Bulan ini, Deutsche Bank mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar seperlima dari 91.500 tenaga kerjanya di dunia pada tahun 2022. Selama dua setengah minggu terakhir, lebih dari 900 karyawan telah diberikan pemberitahuan atau diberitahu bahwa peran mereka akan dihapuskan.

Sebagian besar adalah mereka yang dipekerjakan di divisi perdagangan ekuitas. Berdasarkan laporan The Guardian, ratusan pekerja telah dirumahkan di kantor Deutsche Bank London.

Masih belum jelas berapa pekerjaan yang akan dipangkasn di London. Pasalnya, salah satu jumlah pekerja terbanyak Deustche Bank berada di London dengan 7.000 pekerja.

Adapun harga saham Deustche Bank merosot hingga 2,3 persen pada perdagangan Rabu (24/7/2019) waktu setempat.

"Beberapa minggu terakhir adalah masa-masa yang sangat menantang bagi kita semua, tetapi kita bisa mengatakan dengan keyakinan bahwa kita telah melewati tantangan pertama," ujar Chief Executive Deustsche Bank Christian Sewing.

"Pada umumnya, strategi kami tidak lagi dipertanyakan, baik oleh investor kami atau oleh media atau - yang paling penting - oleh klien kami. Dan saya memiliki kesan bahwa Anda juga percaya kita berada di jalur yang benar," lanjut dia.

Sewing mengatakan, upaya perusahaan untuk melakukan reorganisasi dengan memangkas jumlah tenaga kerja adalah hal yang menyakitkan. Namun demikan, hal tersebut harus dilakukan agar para pekerja tidak dihadapkan pada ketidakpastian.

"Di mana restrukturisasi kami menciptakan kebutuhan untuk pengurangan lebih lanjut, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mengomunikasikan keputusan kami sesegera mungkin," ujar dia.

Deustsche Bank pun mengonfirmasi, saat ini mereka tengah berada dalam proses untuk menjual bisnis tradingnya ke BNP Paribas. Kesepakatan itu termasuk memindahkan staf Deustche ke pesaing Prancisnya. Dengan demikian, beberapa pihak menyatakan setidaknya 300 pekerjaan bisa diselamatkan akibat hal tersebut.

Lehman Brothers Kedua?

Sementara itu mengutip zerohedge.com, kondisi Deutsche Bank semakin memburuk. Dilaporkan, penarikan dana dari bank tersebut mencapai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun per hari.

Dalam artikel itu disebutkan bisa saja Deutsche Bank menjadi "Lehman Brothers" selanjutnya. Menurut Nasdaq.com, pada akhir 2018, Deutsche Bank memiliki total aset 1.541 triliun dollar AS dan total kewajiban 1.469 triliun dollar AS.

Dengan kata lain, tidak ada ekuitas di sana di akhir Desember, dan banyak hal yang kemudian memburuk dengan cepat sejak saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com