Menurut ddia, dalam beberapa tahun ke depan orang-orang akan cenderung malas mendatangi Kantor Pos untuk keperluan pengiriman barang/paket. Karena itu, harus diberikan kemudian dengan mendigitalisasi pelayanan.
"Kita harapkan layanan masih ada tapi kita lanjutkan (dengan) digital. Iya, (kuncinya digital)," sebutnya.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Rencana Transformasi Besar-besaran PT Pos Indonesia
Seperti diberitakan sebelumnya, isu bangkrutnya PT Pos Indonesia (Persero) mencuat sejak Minggu (21/7/2019) malam.
Di media sosial, warganet mempertanyakan kebenaran mengenai isu bahwa PT Pos utang untuk membayar gaji karyawan.
Mengonfirmasi hal ini, Kompas.com menghubungi Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahju Setijono, Senin (22/7/2019).
Menjawab pertanyaan yang diajukan, Gilarsi memberikan rilis tertulis yang ditandatagani Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia Benny Otoyo.
Berdasarkan rilis itu, Benny mengatakan, isu yang berkembang ini tidak benar. Ia menyebutkan, tidak ada perusahaan yang tidak memerlukan working capital.
"Kami perlu modal kerja untuk mendanai operasi, mendanai tagihan, dan lain-lain. Modal kerja itu dipinjam dari bank," kata Benny melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (22/7/2019) siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.