Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Gagal Ujian Sekolah, Robin Hutson Kini Jadi Miliarder

Kompas.com - 25/07/2019, 09:48 WIB
Desy Kristi Yanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan Robin Hutson mungkin tidak akan sukses jika dia tidak mengalami kegagalan dalam ujian sekolah. Malahan, kegagalan tersebut membawa dirinya ke puncak keberhasilan bisnisnya saat ini.

"Saya berhasil mengacaukan semua tingkat-O saya, dan tidak dapat meneruskan ke semester 6, jadi saya harus mencari hal lain yang dapat saya lakukan. Pada usia 16 tahun, saya tidak tertarik melakukan banyak hal, tapi saya selalu suka memasak di dapur," ujar Robin, pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Home Grown Hotels yang berbasis di Inggris.

Untuk itu, ibunya menyarankan Robin untuk mengikuti kursus di bidang perhotelan dan tempat katering. Hal tersebut memperkuat keinginannya untuk berkarir di industri perhotelan.

Setelah lulus dari perguruan tinggi katering di Surrey, London Selatan, pada pertengahan 1970-an, Robin bergabung dalam program pelatihan manajemen dari Savoy Group of hotels.

Baca: Kepada Wisudawan Harvard, Miliarder Ini Sebut Uang Tidak Penting

Dia memulainya sebagai pelayan junior di hotel London Claridge's bintang lima, sebelum pindah ke Hotel de Crillon yang bergengsi di Paris. Kemudian, ia kembali ke London. Saat itu ia berusia 23 tahun, dan menjadi manajer resepsionis termuda di The Berkeley.

Karir tersebut diikuti dengan dua tahun bekerja di sebuah hotel di Bermuda. Di usia 28 tahun, dia pun ingin kembali ke Inggris. Namun, pada saat yang sama, ia ditawari posisi manajer umum di sebuah hotel, di Hampshire. Robin bekerja selama delapan tahun di pekerjaan itu. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk membangun hotel miliknya sendiri.

"Saya berusia 36, saya telah melakukan cukup banyak pekerjaan untuk orang lain, dan saya pikir 'apakah itu yang ingin saya lakukan selama sisa hidup saya, atau akankah saya mencoba dan melakukan sesuatu yang lain?,” kata pria berusia 62 tahun itu.

Merintis Bisnis Hotel

Maka pada tahun 1994 ia bekerja sama dengan temannya, Gerard Basset, seorang mantan sommelier, untuk meluncurkan Hotel du Vin di Winchester, Hampshire.

Untuk mengumpulkan uang yang dia butuhkan, Robin berupaya membujuk istrinya Judy untuk menjaminkan rumahnya guna mendapatkan pinjaman.

Di samping itu, Robin dan Gerard juga mendapatkan dana sebesar 500.000 poundsterling dari teman dan keluarganya, serta meminjam 750.000 poundsterling dari bank.

Karena kekurangan sumber daya, dua pendiri hotel tersebut terpaksa ikut menyingsingkan lengan.

"Aku dan Gerard menggunakan waktu tidur di sofa untuk memberikan penutup malam. Itu melelahkan, kami melakukan segalanya mulai dari membuat sarapan hingga melayani di restoran. Tapi kami untung di tahun pertama,” kata Robin.

Dia kemudian mendirikan rantai Hotel du Vin yang populer pada tahun 1994, yang membuatnya menjadi multi-jutawan 10 tahun kemudian ketika dia dan rekan bisnisnya menjual perusahaan itu seharga 66 juta poundsterling.

Robin kemudian menjadi ketua klub pribadi Soho House selama empat tahun. Lalu, di tahun 2008 ia mendirikan hotel bintang lima baru di Hampshire, yang disebut Lime Wood.

Di tahun 2011, Robin membangun koleksi hotelnya yang lain yaitu, The Pig.

Saat ini dengan enam lokasi di selatan Inggris, perusahaan di belakang merek Home Grown Hotels tersebut memiliki pendapatan tahunan lebih dari 20 juta poundsterling.

Zoe Monk, editor majalah Boutique Hotelier, mengatakan bahwa rahasia kesuksesan Robin adalah "kemampuannya untuk mengetahui ke mana arah pasar dan melihat celah peluang di sektor perhotelan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com