Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Gaya Hidup Bikin Industri Fashion Loyo

Kompas.com - 25/07/2019, 19:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi milenial yang sifatnya dinamis membuat gaya hidupnya bergeser dengan cepat. Rupanya, kondisi itu turut memengaruhi industri fashion.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyebut, industri fashion memang mengalami penurunan karena perubahan gaya hidup masyarakat. Namun, penurunan itu terjadi hanya di industri fashion, tidak di industri lainnya.

"Sebenarnya yang itu dalam sektor tertentu, fashion yang mengalami penurunan. Penurunan itu terjadi karena perubahan gaya hidup," kata Budihardjo Iduansjah di Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Baca juga: Fashion Jadi Produk Terlaris dan Menguntungkan bagi E-Commerce

Menurut Budihardjo, penurunan dalam industri fashion ini terjadi karena konsumen banyak belanja di platform online. Tak tanggung-tanggung, konsumen memilih platform online luar negeri dibanding dalam negeri.

"Fashion itu memang customer sekarang belinya di sosial media. Kalau belinya di dalam negeri enggak apa-apa. Tapi mereka belinya di online luar negeri. Makanya kami rapat dengan asosiasi garmen dan asosiasi tekstil untuk mengajukan ke pemerintah agar membuat regulasi dalam hal ini," ungkap Budihardjo.

Tak hanya itu, generasi milenial saat ini memang lebih banyak berbelanja fashion kasual dibanding fashion formal. Hal ini yang membuat beberapa pelaku industri fashion mengalami penurunan penjualan.

"Anak-anak milenial ini arahnya lebih ke kasual, tidak ke formal, misalnya dulu beli sepatu resmi sekarang pilihnya sneakers. Tapi sebetulnya penurunan ini tidak semata-mata hilang gitu, tapi memang trennya shifting saja," ungkapnya.

Baca juga: Tren Belanja Fashion di ITC Bergeser ke Food and Beverage

Terlebih, kata Budihardjo, keberadaan turis-turis di pusat perbelanjaan yang biasanya mampu mendongkrak industri offline menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Ditambah lagi kemarin ini indonesia turisnya kurang banyak, karena turis itu dalam sektor offline sangat penting. Tapi selain fashion, semuanya naik. Penurunan itu hanya terjadi di industri fashion sama big market saja, minimarket naik semua," kata Budihardjo.

"Jadi, secara keseluruhan enggak ada penurunan besar, fenomena ini hanya shifting saja," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com