"Anak-anak milenial ini arahnya lebih ke kasual, tidak ke formal, misalnya dulu beli sepatu resmi sekarang pilihnya sneakers. Tapi sebetulnya penurunan ini tidak semata-mata hilang gitu, tapi memang trennya shifting saja," ungkapnya.
Baca juga: Perubahan Gaya Hidup Bikin Industri Fashion Loyo
Terlebih, kata Budihardjo, keberadaan turis-turis di pusat perbelanjaan yang biasanya mampu mendongkrak industri offline menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Ditambah lagi kemarin ini indonesia turisnya kurang banyak, karena turis itu dalam sektor offline sangat penting," kata Budihardjo.
Tak Berlaku di Ritel Ponsel
Namun, diskon rupanya tak berlaku di ritel ponsel. Menurut VP Digital Marketing Erajaya Swasembada Eric Lee milenial ataupun masyarakat keseluruhan lebih tertarik memanfaatkan tukar tambah dibanding hanya sekedar promo diskon dan cashback dalam pembelian ponsel.
"Kita sebagai pelaku bisnis itu yang paling sering ditanyain tentang tukar tambah. Saat ini tren tukar tambah memang selalu ramai dibanding diskon-diskon. Kalau tukar tambah selalu penjualannya tumbuh signifikan. Sementara kalau cashback itu sudah biasa," kata Eric.
Menurut dia, masyarakat saat ini cenderung mengefisiensi pengeluaran dengan menjual ponsel yang tidak terpakai, yang hanya bisa diefisiensikan dengan tukar tambah.
"Tukar tambah solusinya. Karena ponsel lamanya mau dikemanain kalau beli baru? Jadi tukar tambah ini memang lagi happen sekali," jelas Eric.
Baca juga: Ketimbang Diskon, Tren Tukar Tambah Ponsel Lebih Diminati
Namun tentu saja, tren-tren yang saat ini digemari milenial belum tentu akan bertahan hingga tahun-tahun berikutnya, mengingat milenial cenderung bosan dan dinamis. Jadi, industri manapun harus terus berinovasi jika ingin menggaet milenial sebagai pangsa pasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.