Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti The Fed, Bank Sentral Eropa Buka Peluang Turunkan Suku Bunga

Kompas.com - 26/07/2019, 07:52 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Bank Sentral Eropa ECB) memberi sinyal bakal mengikuti langkah bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global.

Hal tersebut diungkapkan sebagai salah satu perhatian atas perekonomian yang tengah lesu sekaligus lemahnya inflasi di zona Eropa (eurozone).

Dikutip dari The Guardian, Jumat (26/7/2019), pasar keuangan diberi kesempatan untuk bersiap atas pemotongan suku bungan oleh ECB pada September, bersama dengan dimulainya program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) oleh bank sentral tersebut dengan kembali memasok suplai uang di pasar.

Adapun The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga mereka dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sebesar 25 bps pekan depan sebagai tindak lanjut atas kemungkinan kondisi ekonomi yang menurun.

 

Baca juga: Lagarde Dikabarkan Jadi Calon Pimpinan Bank Sentral Eropa

Meski ECB memutuskan untuk tidak mengubah suku bunganya dalam sebuah pertemuan di Frankfurt, namun investor tetap yakin bank sentral bakal melakukan hal yang sama.

Gubernur ECB Mario Draghi mengatakan, outlook pertumbuhan ekonomi eurozone kian burun dan inflasi cenderung berada di bawah target bank sentral.

Dia mengatakan ECB bakal menggunakan segala cara untuk memitigasi tekanan deflasi.

Sementara, komite kebijakan bank sentral Inggris, Bank of England yang bertemu pada awal bulan depan, diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah pada 0,75 persen sampai hasil Brexit telah ditentukan.

Baca juga: Bursa Asia Melemah Jelang Pertemuan ECB dan Pemilu Inggris

Draghi, yang akan digantikan oleh Christine Lagarde ketika dia meninggalkan ECB pada akhir Oktober, mengatakan pada konferensi pers bahwa prospek ekonomi semakin kian memburuk setiap harinya, dan tidak ada tanda-tanda peningkatan pertumbuhan yang diperkirakan sebelumnya untuk paruh kedua tahun 2020.

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan keputusan kebijakannya, ECB mengatakan pihaknya mengantisipasi suku bunga berada pada level saat ini atau bahkan lebih rendah hingga pertengahan 2020.

Sebelumnya, sinyal kebijakan bank sentral cenderung menahan suku bunga dan kuatnya bahasa mereka dalam mengutaran hal tersebut membuat euro melemah terhadap dollar AS.

Baca juga: Jaga Ekonomi AS, The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga?

Pernyataan ECB juga menghilangkan ungkapan standar mereka untuk target inflasi yang sebelumnya "di bawah, tapi hampir 2 persen" dalam jangka menengah menjadi "inflasi di atas atau di bawah target 2 persen akan diberi bobot yang sama."

"Intinya pada dasarnya kita tidak menyukai apa yang kita lihat di bagian inflasi dan simetri berarti tidak ada batasan 2 persen. Inflasi dapat menyimpang di kedua sisi," ujar Draghi.

ECB juga mempersiapkan jalan untuk kembali memasok uang di pasar melalui pembelian aset keuangan. Meskipun quantitative easing tambahan telah ditentang oleh beberapa anggota dewan ECB, Bank mengatakan siap untuk menyesuaikan semua instrumennya, untuk memastikan bahwa inflasi bergerak menuju tujuannya secara berkelanjutan.

Baca juga: IMF Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini dan 2020

ECB berjanji bakal lebih banyak menciptakan stimulus untuk meningkatkan aktivitas ekonomi di zona Eropa yang telah terpukul oleh dampak perlambatan ekonomi global pada sektor ekspornya.

Angka-angka output industri baru-baru ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan akan turun kembali dari 0,4 persen yang tercatat dalam tiga bulan pertama 2019.

ECB mengatakan tingkat inflasi saat ini sebesar 1,3 persen, jauh di bawah di mana ia menginginkannya, dia pun menekankan perlunya sikap kebijakan moneter yang sangat akomodatif untuk jangka waktu yang lama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com