Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Mencari Pasar Saat Mau Memulai Usaha

Kompas.com - 27/07/2019, 15:05 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Banyak orang berbondong-bondong membangun sebuah usaha. Tak lain dan tak bukan karena ingin menghasilkan sebuah karya dan meraup untung untuk masa depan.

Kesadaran berbisnis saat ini mulai berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat luas. Masing-masing orang memiliki ide bisnis dan berebut untuk memperoleh tempat pasar.

Meski begitu perlu disadari bahwa keuntungan dan manfaat investasi dari bisnis yang dibangun tak bisa begitu saja dinikmati. Diperlukan usaha ekstra dalam hal berproses untuk bisa memperoleh hasil yang diharapkan.

Ujung keberhasilan yang paling menentukan adalah respons konsumen. Tanggapan konsumen terhadap produk, berupa barang atau jasa, sangat bergantung pada kepuasan mereka saat menggunakannya.

Bila respons pasar positif, maka produk Anda akan mudah terjual. Pun sebaliknya, bila kepuasannya minim dan cenderung negatif, jangan berharap bisnis Anda akan berjalan dengan baik.

Karena itu, diperlukan adanya identifikasi potensi pasar agar sebuah produk yang diluncurkan dapat memberikan respons positif di tengah-tengah konsumen. Lalu, bagaimana caranya?

Agar bisnis yang Anda rintis bisa membuahkan hasil yang memuaskan, begini cara mencari pasar saat mau memulai usaha seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Cari Tahu Apa yang Paling Dibutuhkan Konsumen

Dari banyaknya kebutuhan yang ada di pasaran, Anda seharusnya bisa mengidentifikasi apa yang jadi kebutuhan masyarakat. Misalnya, kebutuhan sandang (pakaian), pangan (bahan makanan), dan papan (tempat tinggal) yang selalu dibutuhkan masyarakat.

Kemudian Anda tinggal memetakan di ranah mana akan “bermain” dan ambil bagian dari pasar tersebut. Usahakan pula untuk menentukan pilihan dari yang selalu dibutuhkan setiap saat, tanpa mengenal musim.

Tapi, jika Anda ingin memilih kebutuhan utama atau kebutuhan sampingan, kembali lagi pada pilihan dan identifikasi potensi pasar yang telah dilakukan.

2. Cari Tahu dan Tentukan Produk Sesuai Profesi Masyarakat

Anda juga perlu mengenal kebutuhan pasar dari mayoritas profesi di suatu wilayah yang jadi target pasar Anda.

Misalnya saat Anda ingin membuka bisnis di sekitar wilayah pemukiman baru, bisa jadi toko bahan bangunan, makanan siap jadi, laundry, bisa dijadikan pilihan.

Karena pemukiman baru tentu memembutuhkan segala sesuatu kebutuhan untuk renovasi bangunan, juga untuk memfasilitasi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Baca Juga: Ingin Memulai Usaha? Ini Bisnis yang Selalu Menjanjikan

3. Lakukan Analisis pada Permintaan

Melakukan pendekatan permintaan adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui potensi pasar. Anda dapat mengidentifikasi apa saja permintaan pasar yang sampai hari ini masih belum dapat terpenuhi dengan baik, atau sudah bisa terpenuhi, namun masih sangat minim.

Sebagai contoh, air mineral kemasan di mana pun berada tentu sangat dibutuhkan. Jika ternyata di suatu area tertentu ketersediaan air mineral kemasan tersebut masih sedikit, atau bahkan tidak ada, Anda bisa melihat peluang ini.

Dengan menganalisis permintaan seperti inilah, akan diperoleh kesimpulan peluang bisnis apa yang permintaannya masih sangat bagus atau masih kurang terpenuhi meskipun sudah ada yang menyediakan.

Anda juga bisa menyesuaikan konsep produk bisnis sesuai kebutuhan masyarakat yang disasar. Berapa total kebutuhannya, serta jumlah calon konsumennya dan pangsa pasar yang sesuai.

4. Lakukan Analisis pada Penawaran

Bila analisis pada permintaan lebih dulu mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, lain halnya analisis pada penawaran. Penawaran lebih berdasarkan pada produsen atau pengusaha.

Seberapa mampu Anda memproduksi suatu produk dan memberikan garansi pelayanan terbaik. Dari situlah kemudian Anda menyimpulkan kebutuhan pasar sekaligus trennya.

Perlu digali juga segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat seperti daya beli di suatu tempat, juga daya saing dengan produk yang sejenis, dan ketertarikan pasar terhadap produk Anda. Setelah itu, Anda bisa menentukan apa yang jadi kelebihan dan kekurangan, serta tantangan bisnis Anda ke depan.

5. Cari Tahu Waktu yang Tepat untuk Meluncurkan Produk

Identifikasi waktu ini juga merupakan hal vital yang perlu Anda perhatikan. Jangan sampai Anda salah prediksi dan berujung pada ketidak berhasilan penjualan. Apalagi jika sampai disimpulkan kalau bisnis yang dijalankan ridak prospektif.

Waktu yang tepat bisa berdasarkan pada momen, seperti halnya momen hari raya Idul Fitri dimana semua orang menbutuhkan kebutuhan lebaran. Seperti kue-kue pengisi toples, aneka camilan, amplop untuk bagi-bagi “salam lebaran”, baju baru, dan sebagainya.

Di saat peak time inilah, permintaan akan produkmu meningkat drastis selama momennya masih terus booming.

Identifikasi Potensi Pasar, Lalu Analisa SWOT

Identifikasi potensi pasar yang telah dilakukan bisa juga diteruskan untuk menganalisa SWOT bisnismu. SWOT terdiri dari menganalisa strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threats (ancaman).

Identifikasi potensi pasar dan analisa SWOT akan membuat bisnis mu makin memiliki arah yang jelas dan bisa optimal dalam perencanaan. Sehingga, manfaat investasi bisa didapatkan di masa depan asalkan dilakukan secara konsisten.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com