Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Pariwisata Ditargetkan Raup Devisa Rp 246 Triliun di 2019

Kompas.com - 28/07/2019, 17:22 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Bali Baru, Hiramsyah S. Thaib meyakini program prioritas 10 Bali Baru dapat menggenjot sektor pariwisata sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi.

Hiramsyah mengatakan, perkembangan pariwisata Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu dari tiga sektor prioritas, selain pertanian dan maritim termasuk perikanan.

Pada tahun 2018, Indonesia mengalami pertumbuhan sektor pariwisata yang sangat pesat yaitu 12,58 persen dibandingkan rata-rata pertumbuhan dunia yang hanya 5,6 persen juga ASEAN sebesar 7 persen.

"Sudah saatnya kita lebih fokus untuk mempertahankan sektor pariwisata sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan potensi alam dan budaya yang luar biasa yang kita miliki. Mengingat sektor pariwisata adalah mother industry, karena seluruh sektor akan ikut maju bersama," ujar Hiramsyah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/7/2019).

Baca juga: Dukung 10 Bali Baru, AirAsia Resmikan Hub di Lombok

Program 10 Bali Baru termasuk salah satu program prioritas dari Kementerian Pariwisata yang percepatan pembangunannya diharapkan dapat membantu mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara.

Dengan jumlah tersebut sektor pariwisata dapat meraih devisa 17,6 miliar dollar AS (Rp 246,4 triliun) di penghujung 2019.

Destinasi 10 Bali Baru yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 2017 lalu yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kota Tua dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

Baca juga: Lebih Murah 40 Persen, Biodiesel B100 Bisa Hemat Devisa Rp 26 Triliun

Dalam pengembangannya ini, Kementerian Pariwisata memfokuskan pada perkembangan ekosistem pariwisata (framework 3A), yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas. Sebanyak 7 dari 10 destinasi merupakan destinasi bahari. Destinasi ini mendukung peningkatan ekonomi maritim dan sektor bahari.

Hiramsyah menambahkan, pembangunan infrastruktur terus didukung oleh kementerian dan lembaga terkait baik pemerintah maupun swasta. Contohnya pengerjaan pembangunan jalan tol Tebing Tinggi sampai Parapat di Danau Toba.

Selain itu juga pada Mei 2019, Yogyakarta International Airport sudah diresmikan. Tentunya hal tersebut untuk menunjang aspek aksesibilitas.

“Pengembangan Desa Wisata dan Homestay pun makin didukung terus pembangunannya di 10 Bali Baru untuk menunjang atraksi dan amenitas daerah wisata masing-masing. Selain itu, saat ini juga sedang dikebut pembangunan sirkuit balap MotoGP untuk 2021.” kata Hiramsyah.

Pencapaian program 10 Bali Baru ini sangat pesat, indikator keberhasilannya diantaranya tercatat dari kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pariwisata di Belitung, dengan KEK Pariwisata Tanjung Kelayang yang naik 300 persen selama 4 tahun.

Program pembentukkan KEK Pariwisata juga turut menunjang kenaikan realisasi investasi daerah pariwisatanya. Pada tahun 2018, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai 655,7 juta dollar AS dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang juga cukup kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com