Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Lorem Ipsum Kompas, Lord of Broken Heart, dan Kekuatan Netizen di Era Mobilisasi

Kompas.com - 29/07/2019, 05:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Joyfull Traffic Management ala Pemkot Depok

Dari Didi Kempot, kita perlu sedikit menyinggung kabar yang muncul di Depok. Para netizen yang tinggal di selatan Jakarta ini, beberapa waktu belakangan ramai berkomentar terkait rencana Pemkot Depok yang menerapkan Joyfull Traffic Management. Caranya, yakni memutar lagu yang dinyanyikan Wali Kota M Idris di berbagai perempatan lampu merah lantas di kota ini.

Mendengar rencana itu, netizen bereaksi. Mereka berpendapat bahwa Pemkot Depok menempuh langkah yang ngawur.

Kota yang kini sedang menghadapi masalah kemacetan lalu lintas parah serta tata ruang yang amburadul, wali kotanya justru menggagas kebijakan yang jauh dari substansi masalah.

Baca: Wali Kota Depok: Kalau Warga Tak Senang Ada Lagu di Lampu Merah, Ya Kami Cabut...

Mereka yang menolak, sedikit-demi sedikit mulai bersuara. Alih-alih menyalurkan aspirasinya lewat DPRD, publik lebih senang menyampaikan pendapatnya lewat medsos.

Berbagai postingan dibuat oleh netizen. Mulai hanya dari sekedar status, hingga meme dibuat sebagai respons atas kebijakan tersebut.

Satu-dua postingan, lama-lama diikuti oleh postingan netizen lainnya hingga muncul mobilisasi opini di media sosial. Mobilisasi yang bergaung menjadi sebuah gerakan besar yang isinya menolak pemasangan lagu di setiap perempatan lampu merah.

Ramainya penolakan netizen kemudian membuat Pemkot Depot berpikir ulang untuk meneruskan kebijakannya itu.

Meninggalkan Marketing Konvensional

Inilah era ekonomi baru. Era di mana model bisnis secara signifikan berubah dari model sebelumnya. Yang membuat para pelaku bisnis kadang terkaget-kaget dan bahkan kebingungan melihat perubahan radikal yang ada.

Mengutip Rhenald Kasali, inilah era Mobilisasi dan Orkestrasi (MO).

Di ranah marketing, kita bisa melihat bagaimana aksi mobilisasi mulai menggantikan model marketing konvensional sebagaimana yang selama ini dilakukan.

Jika sebelumnya konten komersial dibuat oleh korporasi maupun institusi lainnya dengan melibatkan agensi iklan dan didistribusikan lewat media konvensional, kini berganti dengan konten-konten yang dibuat oleh netizen sendiri dan didistribusikan lewat media sosial. Entah berupa review produk, meme, dan berbagai konten lain yang lebih punya proximity terhadap audience.

Berangkat dari satu-dua kali postingan yang menarik berikut tagarnya, kemudian disambar oleh netizen lain. Mereka menambahi komentar dan penilaian. Semakin lama obrolan semakin membesar dan akhirnya bisa menjadi viral dan mampu memobilisasi warnaget untuk melakukan tindakan tertentu.

Tulisan Lorem Ipsum yang berujung pada ramainya netizen membeli harian Kompas hari itu, serta riuhnya komunitas sad boys dan sad girls yang bermuara pada berkibarnya nama Didi Kempot di kalangan milenial adalah beberapa contoh bagaimana mobilisasi mampu membawa dampak positif bagi pihak tertentu. Dan itu dilakukan tanpa melalui metode marketing konvensional.

Di luar itu, ada pula mobilisasi yang memang dilakukan untuk merespons negatif atas sejumlah isu. Polanya juga sama, berawal dari konten yang dibuat oleh netizen sendiri yang kemudian menjadi viral hingga memunculkan kegeraman pada pihak tertentu. Penolakan atas rencana pemutaran lagu di lampu merah di Depok adalah contohnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Earn Smart
Literasi Keuangan yang Terlupakan

Literasi Keuangan yang Terlupakan

Whats New
Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Whats New
Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

BrandzView
Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com