Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Tak Siap untuk No-Deal Brexit, Mengapa?

Kompas.com - 29/07/2019, 07:23 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Konfederasi Industri Inggris (CBI) memberi peringatan kepada pemerintahan, baik Inggris maupun Uni Eropa tidak ada yang siap untuk melakukan no-deal Brexit pada 31 Oktober 2019 mendatang.

No-deal Brexit merupakan skenario keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa adanya kesepakatan yang tercapai dari kedua belah pihak.

"Ketika persiapan Inggris mengenai Brexit sudah dilakukan, namun sifat Brexit yang sebelumnya tidak pernah terjadi berarti terdapat beberapa aspek yang tidak bisa dimitigasi," ujar CBI seperti dikutip dari BBC, Senin (29/7/2019).

Baca juga: Ketidakpastian Brexit Ancam Iklim Investasi Inggris

CBI pun telah memublikasikan beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh Uni Eropa, Inggris, dan perusahaan-perusahaan yang terdampak Brexit untuk memitigasi hal-hal tersebut.

Sumber pemerintahan pun menyebutkan, Inggris telah mempercepat persiapan untuk no-deal Brexit.

Sebelumnya, CBI sempat menjelaskan, meninggalkan Uni Eropa dengan adanya kesepakatan penting untuk melindungi perekonomian Inggris, juga lapangan kerja.

Adapun Perdana Menteri Inggris yang baru Boris Johnson telah menunjuk Michael Gove untuk menangani perkara Brexit ini.

Gove mengatakan, saat ini pemerintah Inggris tengah bekerja mengenai kemungkinan adanya no-deal Brexit.

Dia mengatakan, timnya tengah berupaya untuk bisa membuat kesepakatan, namun dalam tulisannya di Sunday Times dia menambahkan bahwa no-deal saat ini adalah hal yang paling mungkin dilakukan.

Adapun CBI dalam laporannya dengan tajuk What Comes Next? The Business Analysis of No Deal Preparations menuliskan, jika akhirnya Inggris melakukan no-deal Brexit, 24 dari 27 area ekonom Inggris akan mengalami disrupsi.

Baca juga: Gara-gara Brexit, Ekonomi Inggris Kembali Terkontraksi

Laporan tersebut merpakan hasil wawancara dengan ribuan perusahaan dengan berbagai ukuran dan sektor, termasuk 50 asosiasi dagang yang meliputi seluluh perekonomian Inggris.

Sebelumnya, Inggris berencana meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019, namun Perdana Menteri Theresa May meminta perpanjangan waktu yang kemudian diputuskan 31 Oktober 2019.

Menanggapi laporan CBI tersebut, juru bicara pemerintah mengatakan, setiap pelaku bisnis di Inggris perlu untuk mengantispasi jika akhirnya skenario no-deal Brexit yang akan terjadi.

"Meskipun kami telah melakukan lebih banyak persiapan daripada yang disiratkan oleh laporan ini, sejak Perdana Menteri baru diangkat, pemerintah telah meningkatkan langkah perencanaan no-deal Brexit. Kanselir telah mengkonfirmasi semua dana yang diperlukan akan disediakan untuk no-deal Brexit ini. Persiapan tersebut termasuk pendanaan untuk kampanye komunikasi utama nasional untuk memastikan bahwa orang dan bisnis siap," ujar dia.

"Yang sangat penting, sementara ada banyak hal yang harus dilakukan, CBI mengamati bahwa Inggris berada di depan Uni Eropa dalam perencanaan tanpa kesepakatan," jelas dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com