Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Milenial Serbu Obligasi Negara

Kompas.com - 29/07/2019, 18:55 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka instrumen investasi obligasi negara yang dikenal hanya dekat dengan segelintir kalangan, kini menjadi primadona para investor segala usia.

Bahkan pada 1950, saat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan obligasi negara, salah satu pembeli surat berharga negara itu yakni, Wakil Presiden Muhammad Hatta.

Namun, di tengah era digital seperti saat ini, terjadi fenomena baru yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh banyak orang.

Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, perubahan tersebut terjadi pada komposisi investor salah satu obligasi, Savings Bond Ritel (SBR), yang kini didominasi oleh generasi milenial.

Baca juga: 7 Fakta SBR007, Instrumen Investasi Milenial

Tidak percaya?

Simak data-data terkini yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Senin (29/7/2019).

Dalam Penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR007 Juli 2019, obligasi negara itu laku Rp 3,2 triliun, atau melebihi target yang hanya Rp 2 triliun.

Dilihat berdasarkan usianya, jumlah investor dari generasi milenial (19-39 tahun) mendominasi dengan porsi mencapai 50,85 persen dari total jumlah investor.

Baca juga: Kemenkeu Sasar Milenial Lewat SBR untuk Dongkrak Investor Domestik

Generasi milenial mengungguli Generasi X (40-54 tahun) yang persentasenya mencapai 28,16 persen, Baby Boomers (55-73) 19,03 persen, Generasi Tradisional (74-91tahun) 1,63 persen dan Generasi Z (di bawah 19 tahun) 0,33 persen.

Tidak hanya itu, generasi milenial juga mendominasi investor baru SBR. Dari 9.956 investor baru SBR007, sebanyak 55,05 persennya merupakan generasi milenial.

"Ini bukti bahwa literasi investasi masyarakat yang semakin meningkat tercermin dari jumlah investor baru tersebut," tulis DJPPR Kemenkeu dalam keterangan resmi.

Baca juga: Nilai Kupon SBR Kian Mengecil, Apa Sebabnya?

Kemenkeu juga menilai, masyarakat yang baru mulai belajar berinvestasi memilih SBR sebagai instrumen investasinya karena keunggulan fitur SBR yang aman, mudah dan terjangkau.

Hal ini terlihat dari jumlah investor dengan pemesanan Rp 1 juta mencapai 1.006 investor dengan total volume pemesanan Rp1,006 miliar.

Hal ini diharapkan terus berlangsung di tengah upaya pemerintah untuk memperluas basis investor di dalam negeri dalam rangka pendalaman pasar keuangan domestik.

Ilustrasi investasiTHINKSTOCKS/RIKKYAL Ilustrasi investasi

SBR sendiri memiliki keunggulan dibandingkan instrumen investasi lainnya. Apa saja keunggulannya?

Berikut ini sejumlah keunggulan investasi SBR seperti dikutip dari laman resmi Kemenkeu.

1. Mulai Rp 1 juta

Salah satu hal menarik untuk para milenial, SBR adalah instrumen investasi surat berharga negara yang bisa dibeli mulai Rp 1 juta.

Dengan begitu, milenial yang hanya punya modal pas-pasan pun bisa memulai investasi surat berharga negara yang satu ini. Sejak awal, SBR memang diharapkan untuk memperluas basis investor dalam negeri, termasuk para investor milenial.


2. Kupon minimal

SBR007 memiliki kupon mengambang (floating) dengan kupon minimal mengacu kepada suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (7-DRRR). Artinya, besaran kupon SBR akan disesuaikan dengan perubahan bunga acuan setiap 3 bulan sekali.

Namun, meski mengacu ke suku bunga BI, SBR007 memiliki kupon minimal yakni 7,50 persen (6 persen 7-DRRR + spread 150 bps/1,50 persen). Kupon minimal ini membuat nilai kupon tak akan anjlok di bawah 7,50 persen.

Jadi, milenial tidak perlu khawatir nilai kupon akan menurun di bawah 7,50 persen.

Misalnya, jika pada Juli 2019 BI 7-DRRR ditetapkan sebesar 6,25 persen, maka pada periode Juli-Oktober 2019 kupon yang berlaku adalah 7,75 persen (6,25 persen + spread 1,50 persen).

Baca juga: Minat Investasi SBR007? Begini Cara Belinya

Namun jika pada Juli 2019 BI 7-DRRR turun menjadi 5,75 persen, maka pada periode Juli-Oktober 2019 kupon yang berlaku bukan 7,25 persen (5,75 persen + spread 1,50 persen), melainkan 7,50 persen yang merupakan kupon minimal.

3. Early redemption

SBR007 merupakan instrumen investasi yang tidak bisa diperdagangkan sewaktu waktu. Namun, pembeli tak perlu khawatir karena jalan keluar berupa early redemption.

Dengan fasilitas ini, investor bisa mencairkan hingga 50 persen nilai kupon sebelum jatuh tempo. Biasanya fasiltas ini berlaku untuk investor dengan minimal kepemilikan Rp 2 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com