Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook: Libra Mungkin Tak Jadi Terbit 2020

Kompas.com - 30/07/2019, 08:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Facebook menyebut bahwa Libra, mata uang digital besutannya, mungkin tidak akan terbit sesuai dengan yang ditargetkan, yakni tahun 2020.

Hal itu disampaikan dalam laporan triwulan Facebook yang baru-baru ini diterbitkan.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa walaupun banyak investor dan masyarakat yang berharap Libra akan terbit tahun depan, namun banyak faktor yang mencegah hal itu terjadi.

Facebook menyatakan, terdapat faktor risiko berupa tekanan dari dari anggota parlemen dan regulator Amerika Serikat (AS) sejak proyek ini diumumkan pada pertengahan tahun ini.

"Libra telah mendapat pengawasan yang signifikan dari pemerintah dan regulator di berbagai yurisdiksi dan kami berharap pengawasan itu akan berlanjut," kata Facebook dalam dalam laporan triwulannya seperti dikutip dari CNBC, Selasa (30/7/2019).

Baca juga: OJK Pantau Serius Rencana Peluncuran Libra

David Marcus, yang menjadi ujung tombak pengembangan Libra dan proyek dompet digital Calibra di Facebook, sebelumnya mengatakan bahwa mata uang itu akan menjadi alat pembayaran alternatif yang lebih efisien, murah dan aman untuk orang-orang yang tidak mampu mentransfer uang menggunakan metode tradisional.

Sejak mengungkapkan rencana untuk Libra dan Calibra bulan lalu, perusahaan telah menghadapi kritik dari pejabat publik di AS dan luar negeri.

Awal bulan ini, Marcus memberikan kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat AS dan Komite Jasa Keuangan DPR. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua The Fed Jerome Powell juga telah menyuarakan keprihatinannya untuk Libra.

Baca juga: Facebook: Libra adalah Alat Pembayaran, Bukan investasi

Tak sampai itu, kata-kata serupa juga diajukan oleh Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire dan Anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa Benoit Coeure.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Facebook menyatakan, pihaknya akan terbuka dan bekerja sama dengan berbagai pihak berwenang dalam meluncurkan Libra.

"Kami tahu bahwa perjalanan untuk meluncurkan Libra akan panjang dan kami tidak bisa melakukan ini sendirian," kata juru bicara itu.

“Terlibat dengan regulator, pembuat kebijakan, dan para ahli sangat penting untuk kesuksesan Libra. Ini adalah alasan mengapa Facebook bersama anggota Asosiasi Libra lainnya membagikan rencana kami lebih awal," ujarnya.

Sebelumnya CEO Facebook Mark Zuckerberg juga menyampaikan pernyataan senada, bahwa beberapa tahun lalu mungkin pihaknya akan mencoba untuk merilis mata uang digital ini sendirian.

“Sekarang pendekatan pada bidang ini adalah menguraikan ide-ide dan nilai-nilai yang menurut kami harus dimiliki oleh suatu layanan. Biarkan saat ini difokuskan untuk membahas masalah regulasi, dan berbeda pandangan dengan para pakar serta konstituen. Tapi kemudian, mari cari jalan yang terbaik untuk bergerak maju," ucap Zuckerberg.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com