Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Banyak Jumlah Tabungan Bisa Selamatkan RI dari Gejolak Global?

Kompas.com - 30/07/2019, 13:04 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan tingkat inklusi keuangan tahun ini mencapai 75 persen hingga akhir tahun 2019.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pun menyampaikan OJK bersama Industri Jasa Keuangan berupaya agar target inklusi keuangan dapat tercapai.

Ini antara lain melalui peningkatan tabungan dan investasi, melalui program dan produk yang menyasar segmen pemuda, yaitu program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda) yang per 30 Juni 2019 telah dibuka 11.052 rekening dengan nominal sebesar Rp 12,4 miliar.

Baca juga: Gerakan Nasional Tabungan Pelajar, Jangkau Madrasah Hingga Pesantren

Lalu apa pentingnya penetrasi dan inklusi keuangan ini?

Wimboh menyampaikan, dari dana yang dianggarkan pemerintah dalam RPJMN 2020-2024 setidaknya pemerintah membutuhkan dana sebesar Rp 36.600 triliun. Dari jumlah dana tersebut, hanya 13 persen yang dibiayai pemerintah dari APBN.

"Sisanya ya dari sektor swasta, salah satunya dari tabungan dan investasi masyarakat," ujar Wimboh di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Sehingga, jika semakin banyak jumlah tabungan dan investasi dari dalam negeri, maka Indonesia tidak perlu bergantung pada investor asing.

Baca juga: Idealnya, Besaran Investasi dan Tabungan 20 Persen dari Pendapatan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan hal tersebut bisa membuat Indonesia semakin tahan terhadap gejolak perekonomian global.

"Kalau saudara-saudara menabung, saudara-saudara menyiapkan bangsa untuk tidak terlalu tergantung terhadap modal orang perorang dari luar," ujar Darmin dalam kesempatan yang sama.

"Kita bisa menyelamatkan diri dari gejolak keuangan global yang sering terjadi," ujar dia.

Jika jumlah tabungan penduduk semakin banyak, hal tersebut diharapkan bisa menutup kebutuhan investasi dalam negeri. Selisih kebutuhan investasi dengan tabungan tersebut lah yang nantinya bakal diisi dengan penanaman modal asing.

Harapannya, jumlah pemain asing di pasar modal atau saham dalam negeri juga kian berkurang karena sudah didominasi oleh investor dalam negeri.

Pasalnya, hal banyaknya investor asing di pasar modal yang selama ini menjadi penyebab rentannya kondisi keuangan Indonesia terhadap kondisi pasar keuangan global.

"Kalau terlalu banyak orang asing memasukkan ke pasar modal atau saham, ketika terjadi gejolak keuangan global, rupiah akan melemah. Karena tiba-tiba dana asing balik ke negerinya," ujar dia.

Baca juga: Ada Ketidakpastian Global, Ini 4 Isu yang Harus Dicermati Investor

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com