Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Perusahaan Unicorn Indonesia Disebut Milik Singapura, Kok Bisa?

Kompas.com - 30/07/2019, 14:31 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, empat perusahaan unicorn Indonesia disebut oleh dunia luar sebagai perusahaan asal Singapura.

Keempat perusahaan unicorn tersebut adalah Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka.

Hal tersebut diketahui Thomas dari hasil riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek.

“Di laporan (Google dan Temasek) disebutkan Indonesia ada nol (perusahaan unicorn) dan Singapura 4 (perusahaan),” ujar Thomas di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Baca juga: BEI Bertemu 4 Unicorn Indonesia untuk Bahas IPO

Thomas menjelaskan, induk dari empat perusahaan unicorn asal Indonesia memang berada di Singapura.

Sehingga, saat ada investor yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, harus terlebih dahulu mampir ke Singapura.

“Dan seringkali masuknya itu bukan dalam bentuk investasi tapi oleh induk unicorn Singapura, langsung bayar ke vendor atau supplier Indonesia," kata Thomas.

Atas dasar itu, ketika ada investasi dari luar negeri yang masuk ke empat perusahaan tersebut tak langsung masuk ke Indonesia.

Baca juga: Memupuk Bibit Unicorn Masa Depan

“Jadi yang sedikit membingungkan ada pengumuman bahwa Grab akan investasi lagi sekian dan Gojek baru dapat fundraising, tapi tidak nongol dalam arus modal masuk dalam bentuk investasi. Jawabannya masuk berbentuk investasi ke Singapura, induknya," ucap dia.

Unicorn adalah istilah bagi perusahaan rintisan (startup) yang valuasinya telah mencapai 1 miliar dollar AS.

Saat ini Indonesia tercatat memiliki 4 perusahaan unicorn.

Kempat unicorn itu adalah Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.

Ilustrasi logo Gojek di atribut driverFacebook Ilustrasi logo Gojek di atribut driver

Adapun Gojek, beberapa waktu lalu telah menyandang status decacorn, naik kelas dari unicorn.

Decacorn adalah sebutan bagi perusahaan teknologi yang valuasinya telah mencapai 10 miliar dollar AS ke atas.

Baca juga: Go-Jek Jadi Startup Decacorn Pertama Indonesia

Keberhasilan Gojek tersebut sejatinya tidak terlepas dari masifnya injeksi modal yang masuk ke perusahaan besutan Nadiem Makarim tersebut.

Pemberi modal untuk Gojek datang dari luar negeri maupun dalam negeri.

Mereka antara lain adalah Google, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Astra International, Meituan Dianping

Pada 2018, Gojek sukses menghimpun dana hingga 1,5 miliar dollar AS dari sejumlah investor. Dan di awal tahun ini juga berhasil meraup dana 1 miliar dollar AS.

Dengan dana besar di tangan, Gojek pun sudah melakukan ragam ekspansi yang tergolong gencar sejak tahun lalu.

Seperti ekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara dan mengoptimalkan layanan pembayaran digital melalui fitur Go-Pay.

Ilustrasi Bukalapak.KOMPAS.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi Ilustrasi Bukalapak.

Bukalapak pun menunjukkan ambisinya untuk menyusul Gojek menjadi decaron.

Founder dan CEO Bukalapak Ahmad Zaky menuturkan, Bukalapak menunjukkan pertumbuhan positif tahun lalu, yakni 3 kali lipat.

Pertumbuhan tersebut memupuk harapan Zaky agar Bukalapak menjadi decacorn kedua di Indonesia.

"Mudah-mudahan Bukalapak tahun ini bisa jadi decacorn," ujar Zaky beberapa waktu lalu.

Diketahui, Bukalapak telah menjadi perusahaan unicorn di Indonesia dengan valuasi di atas 1 miliar dollar AS pada Januari 2018.

Namun, Zaky masih tertutup terkait berapa valuasi Bukalapak saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com