“Pas pulang (ke Indonesia) kondisi APBN sulit. Semua orang bilang APBN kekurangan penerimaan besar. Kondisi membuat confidence sangat fragile. Kemudian Pak Bambang luncurkan tax amnesty. Jadi kondisinya sangat demanding,” kata istri Tonny Sumartono itu.
Baca juga: Susi dan Jonan “Sentil” Sri Mulyani soal Insentif Mobil Listrik
Setelah menemukan motivasi baru untuk menjabat bendahara negara lagi, jalan Ani untuk berkontribusi bagi negara lagi-lagi terganjal. Pasalnya, saat itu dia kembali ke Indonesia untuk menjalani tugas sebagai direktur pelaksana di Bank Dunia.
Dia hanya diberi waktu selama tiga hari di Indonesia untuk menjadi pembicara di Universitas Indonesia.
Mengetahui dirinya di Indonesia, Jokowi malah meminta dirinya menghadap ke Istana Negara. Oleh Jokowi, Ani tak diperbolehkan kembali ke Amerika Serikat lagi.
Sebab, saat itu Jokowi tengah melakukan reshuffle kabinet. Dia menginginkan Ani menggantikan Bambang Brodjonegoro sebagai bendahara negara.
Baca juga: Jokowi-Prabowo Bertemu, Ini Kata Sri Mulyani
Ani pun sempat menolak tawaran tersebut. Pasalnya, dia merasa misinya di Indonesia sebagai direktur pelaksana di Bank Dunia belum selesai.
Terlebih lagi, para petinggi Bank Dunia belum tahu jika dirinya harus keluar dari lembaga tersebut. Sesuai prosedur yang berlaku, pengunduran direksi Bank Dunia harus melalui beberapa mekanisme.
Akhirnya, Jokowi pun menghubungi Presiden Bank Dunia saat itu Jim Yong Kim untuk “membajak” Sri Mulyani.
“Presiden Jim Kim syok. Dia ditanyain semua board ‘Why you let her go’. Orang lain saat pengumuman kabinet excited, tapi saya depressed banget,” kata Ani.
Setelah mendapat restu dari Presiden Kim, akhirnya Ani menerima tawaran untuk kembali menjabat sebagai menteri keuangan. Dia pun merasa pengabdiannya di Bank Dunia sudah cukup.
Saat itu, Ani berpikir sudah saatnya dirinya kembali mengabdi bagi negara yang dicintainya.
“Kalau yang meminta presiden yang dipilih rakyat dan beliau meminta kita bergabung dalam rangka membanugn cita-cita Indonesia, I dont think anyone can say no,” ujar Sri Mulyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.