Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Asal Sumedang Rambah Pasar Afrika

Kompas.com - 02/08/2019, 22:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Produk kopi asal Sumedang, yakni Kopi Geulis ikut serta dalam pameran kopi dan coklat terkemuka dunia, yakni Coffee and Chocolate Africa 2019, di Ticket Dome Pro, Johannesburg, Afrika Selatan.

Anak Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), yaitu PT Pupuk Kujang mengikutsertakan salah satu mitra binaan yang terpilih, yakni petani kopi asal Sumedang tersebut.

Pameran yang telah digelar tujuh kali tersebut diikuti juga oleh 230 peserta yang berasal dari industri hospitality, coffee maker manufacturer, dan restoran dan dihadiri 30.000 peserta.

"Inilah saatnya para pelaku bisnis UKM berlomba-lomba meningkatkan kulaitas produk dan keahliannya agar mampu bersaing dalam ekonomi baik pasar dalam negeri maupun luar negeri," kata Ade Cahya, Manager Komunikasi Perusahaan Pupuk Kujang dalam keterangannya, Jumat (2/8/2019).

Baca juga: Jualan Kopi, Pria Ini Kantongi Omzet Rp 600 Juta Per Bulan

Ai Awang, pemilik dari Kopi Geulis sangat berterima kasih kepada PT Pupuk Kujang karena sudah mendapatkan kesempatan mengikuti pameran tersenut.

"Kami baru pertama kali ikut pameran ini sejak menjadi mitra binaan Pupuk Kujang. Ini kesempatan bagi kami untuk mengembangkan usaha dan semoga jika ada pameran lagi kami dilibatkan kembali,” sebut Ai.

Pada tahun 2017 lalu, Ai bekerja sama dengan petani di sekitar tempat tinggalnya untuk memproduksi sekira 500 kilogram kopi dari 300 pohon kopi Arabika di lereng Gunung Manglayang Timur. Hingga saat ini Kopi Geulis telah melahirkan beberapa macam produk seperti green bean (biji kopi), roast bean (sangrai kopi), ground (bubuk kopi), selai kopi dan kedai kopi.

Baca juga: Menyelisik Tren Bisnis Kopi di Masa Depan

Selain dipasarkan disekitar Sumedang, Kopi Geulis juga telas menembus pasar internasional dengan dukungan berbagai pihak, salah satunya dengan binaan PT Pupuk Kujang.

Pupuk Kujang juga memberikan bantuan modal kemitraan hingga bantuan peningkatan produktivitas tanaman kopi. Bantuan tersebut berupa pemupukan tanaman kopi hingga mampu memberikan hasil maksimal mencapai 1.700 kg kopi dari sebelumnya hanya 500 kg kopi per musim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com