Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal II 2019 Diprediksi 5,1 Persen

Kompas.com - 03/08/2019, 07:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik bakal merilis proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2019 pada Senin (5/8/2019). Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) meramal pertumbuhan ekonomi hanya melaju di gigi satu.

Head of Research LPEM UI Febrio N. Kacaribu meramal pertumbuhan PDB kuartal II-2019 akan berada di level 5,1 persen. Angka tersebut tumbuh tipis dibanding kuartal I-2019 di level 5,07 persen.

Namun, lebih rendah daripada periode sama 2018 yakni 5,27 persen.

Terlepas dari faktor musiman, Febrio menilai pada bulan April-Juni 2019 ada dua faktor utama yang membuat laju pertumbuhan ekonomi ngeden. Pertama, tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang menyebabkan perlambatan ekonomi global.

Baca juga: Turunkan Suku Bunga, BI Ingin Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Kedua, sikap investor yang menunggu jelang Pemilu 2019 diperkirakan sebagai faktor yang menghambat konsumsi dan investasi rumah tangga secara keseluruhan.

Oleh karena itu sektor manufaktur diprakirakan bakal lebih melambat dibanding kuartal I-2019. Tanda-tanda tersebut dirasakan sektor yang merupakan kontributor terbesar yang mana hanya tumbuh 3,95 persen year on year (yoy) pada kuartal I-2019.

“Pemerintah baru harus segera membuat agenda reformasi struktural dengan langkah-langkah berani dan signifikan untuk menghidupkan kembali daya saing industri manufaktur Indonesia,” kata Febrio dalam analisisnya, Jumat (2/8/2019).

Baca juga: BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2019 Melambat, Apa Sebab?

Nah, permasalahannya selama 20 tahun terakhir, ekonomi Indonesia masih terus terpusat di Jawa atau 59 persen dari total PDB. Kata Febrio pemerintah harus melakukan lebih banyak inisiatif baru, baik investasi infrastruktur maupun mendorong investasi swasta, di luar Jawa.

Di sisi lain, Febro mengatakan PDB kuartal-II 2019 masih bisa naik meski pelan. Pada kuartal II-2019 dia meramal konsumsi bakal menguat dibanding kuartal I-2019 karena momentum Ramadhan dan Idul Fitri.

Sehingga, terdapat kemungkinan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi untuk yang didukung oleh iklim investasi yang lebih jelas.

Sementara, stabilitas rupiah tejaga.

"Didukung oleh pengembalian investasi portofolio yang relatif menarik karena membaiknya kondisi eksternal dan domestik,” kata Febrio.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Bakal Melandai di Kuartal II 2019, Mengapa?

Mata uang Garuda dalam pasar spot sepanjang kuartal II-2019 menguat 0,82 persen. Ditutup sebesar Rp 14.126 per dollar AS pada akhir bulan Juni lalu.

Sampai dengan akhir tahun 2019, Febrio memprediksi pertumbuhan PDB 2019 sebesar 5,1-5,2 persen. Angka ini lebih rendah dari estimasi kami sebelumnya di 5,2-5,3 persen. (Yusuf Imam Santoso)

 

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Proyeksi LPEM UI, PDB kuartal II-2019 hanay melaju di gigi satu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com