Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak 7 Fakta Black Out Listrik DKI, Banten, dan Jabar

Kompas.com - 06/08/2019, 09:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadaman listrik secara massal 8-18 jam yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) menjadi topik hangat untuk seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah terdampak seperti Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Menelisik lebih lanjut, banyak fakta-fakta menarik yang terjadi dalam peristiwa padamnya listrik.

Mulai penyebab padamnya listrik massal, kerugian masyarakat, permintaan kompensasi,  hingga kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Simak beberapa fakta dari black out listrik PLN berikut ini:

1. Penyebab black out

Pemadaman listrik secara serentak hingga malam hari ini terjadi karena sistem di SUTET Ungaran-Pemalang black out. Black out-nya SUTET Ungaran-Pemalang membuat aliran listrik di dua sirkuit tersebut turun drastis, yang kerap disebut dengan istilah N minus 2.

Kemudian, turun drastisnya listrik juga memengaruhi sirkuit Depok-Tasikmalaya, sehingga kejadian ini disebut N minus 3. Artinya, terjadi gangguan listrik pada 3 SUTET secara bersamaan. Inilah yang menyebabkan pemadaman serentak terjadi.

"Dua sirkuit yang di atas ini gangguan, nah ketika gangguan mengarah ke N minus 3 tadi tegangan turun akhirnya sirkuitnya terlepas, dan terpisah sistem listrik antara Barat dan Timur. Inilah yang menyebabkan listrik di bagian Barat Mati sementara Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali menyala," jelas Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan.

Baca juga: Ini Kronologi Padamnya Listrik di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta

2. Pernah terjadi 22 tahun lalu

PT PLN (Persero) mengklaim pemadaman listrik karena sistem black out ini tidak sering terjadi. Menurut Djoko, blackout terakhir kali terjadi pada tahun 1997.

"Black out ini pernah terjadi tahun 1997. Itu pertama kali sistem black out Jawa-Bali," kata Djoko.

Sebenarnya, pemadaman listrik juga pernah terjadi pada September 2018. Namun, kejadian itu merupakan black out parsial dengan 1 wilayah terdampak, yakni wilayah Jawa Timur. Sementara black out yang terjadi kemarin, terdapat 3 wilayah terdampak secara serentak.

"September 2018 itu terjadi black out parsial di sistem di Jawa Timur. SUTET 500 KV juga. Jadi kalau dari kurun waktu sebenarnya kita tidak sering mengalami black out ini," ujar Djoko.

Baca juga: PLN: Pemadaman Listrik Black Out Hari Ini Terjadi Lagi setelah 22 Tahun Lalu

3. Dampak black out

Matinya listrik membuat netizen di jagat medsos bereaksi. Banyak yang mengeluh dan kesal karena lamanya pemadaman listrik. PLN dianggap tak becus dan tak belajar dari kesalahan.

Bagaimana tidak? Pasalnya kejadian ini pernah terjadi 22 tahun yang lalu, tepat pada tahun 1997. Pejabat PLN bukanlah orang yang mengerti listrik kemarin sore, tapi sudah menggeluti kelistrikan puluhan tahun.

Terlebih, matinya listrik hingga kurang lebih 8-18 jam membuat sistem lumpuh seketika, utamanya sistem berbasis digital. Moda transportasi umum seperti ojek online, KRL, dan MRT lumpuh total sejak listrik mati pukul 11.45 WIB.

Akibatnya, penumpang pun membludak di beberapa stasiun. Banyak yang duduk-duduk menunggu listrik menyala, berusaha mencari sinyal untuk memesan ojek online, bahkan tak jadi bepergian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com